Berdayakan Angkot untuk Dukung Operasional Suroboyo Bus
KORIDOR
layanan Bus Trans Semanggi Suroboyo sudah diluncurkan pada Desember 2021. Enam koridor tersebut meliputi Terminal Purabaya–Tanjung Perak via Jalan Raya Darmo (koridor 1), Jalan Raya Lidah Wetan–Karang Menjangan–ITS (koridor 2), Terminal Purabaya– Kenjeran via MERR (koridor 3), GBT–Unesa– Mastrip (koridor 4), Terminal Benowo– Tunjungan (koridor 5), dan Terminal Purabaya– Unair Kampus C (koridor 6).
Koridor-koridor tersebut akan ditambah hingga berjumlah 10 koridor ke depan. Sementara itu, rute keenam koridor bus yang sudah diluncurkan dapat disambungkan dengan rute-rute mobil angkutan kota. ”Jadi, istilahnya mobil angkot itu menjadi kendaraan feeder yang menyambungkan penumpang untuk naik bus Trans Semanggi Suroboyo. Jaringan angkot itu juga bisa diperluas lagi sampai ke dalam area perumahan-perumahan,” kata pengamat transportasi Djoko Setijowarno.
Pemberdayaan angkot itu dilakukan untuk memaksimalkan angkot yang seolah kian ditinggalkan oleh masyarakat. Menurut Djoko, di banyak kota besar di Indonesia, termasuk Surabaya, jumlah angkot semakin sedikit dan waktu tempuhnya sangat lama jika dibandingkan dengan armada transportasi umum lainnya.
Angkot yang sering ngetem membuatnya tidak lagi menjadi pilihan utama transportasi masyarakat. Untuk itu, jika jaringan layanan angkot diperluas hingga ke perumahan sekaligus menjadi kendaraan feeder, masyarakat akan lebih tertarik menggunakan angkot.
Sambil melengkapi layanan transportasi umum, menurut Djoko, Pemkot Surabaya juga bisa mulai merancang kebijakan yang lebih mengetatkan penggunaan kendaraan pribadi. Misalnya, dengan menaikkan tarif parkir atau membuat kebijakan jalan berbayar (electronic road pricing/ERP).