Jawa Pos

Merawat Mesin Berteknolo­gi Turbo

Mayoritas mobil bermesin diesel menggunaka­n turbo untuk meningkatk­an kekuatan mesin. Sebagian mesin bensin juga sudah dilengkapi turbo. Bagaimana perawatann­ya?

- DONY LESMANA

MESIN membutuhka­n oksigen untuk membakar bahan bakar. Pada mesin konvension­al atau naturally

aspired, udara masuk ke ruang pembakaran melalui gerakan piston. Sementara itu, di mesin turbo, ada tambahan bilah kipas turbocharg­er yang menyedot udara, memampatka­n, dan memasukkan ke ruang bakar. Mirip kompresor penambah tekanan ban.

Dengan tekanan dan suplai udara yang lebih besar, pembakaran bahan bakar lebih efektif sehingga tenaga mesin bisa lebih besar. Sistem turbo memungkink­an pembakaran bahan bakar lebih efisien. Karena itu, turbo biasanya digunakan untuk mengangkat performa mesin berkapasit­as kecil. Contohnya, Ford Ecoboost bermesin 1.000 cc mampu meng_hasilkan tenaga 125 daya kuda. Lebih besar daripada Honda Jazz generasi 5 bermesin 1.500 cc yang ’’hanya” 120 daya kuda.

Dengan tekanan atau kompresi yang lebih tinggi, suhu ruang bakar bisa mencapai 700–800 Celsius. Untuk menurunkan temperatur turbocharg­er, dibutuhkan perangkat tambahan berupa intercoole­r. Penggunaan

intercoole­r disarankan untuk penggunaan ekstrem. Misalnya, mobil sering dipacu di jalan tol hingga putaran mesin mencapai 3.000 RPM. Ketika itu terjadi, turbocharg­er berputar 200 ribu kali per menit.

Selain intercoole­r, untuk penggunaan ekstrem, dibutuhkan waste gate valve yang berfungsi membuang kelebihan tekanan udara di turbocharg­er sebelum masuk ke ruang bakar.

Prinsip kerja turbo pada mesin bensin dan diesel sebenarnya sama, tetapi ukuran dan kemampuan memampatka­n udara pada mesin diesel lebih besar karena mesin diesel tidak punya busi, sehingga sepenuhnya mengandalk­an tekanan untuk pembakaran.

Agar sistem turbo tidak rusak, hindari langsung mematikan mesin setelah penggunaan pada RPM tinggi. Pendingina­n turbo mengandalk­an oli mesin dan temperatur turbo akan naik ketika bilah berputar. Jika mesin langsung dimatikan, oli akan berhenti bersirkula­si sehingga pendingina­n

turbo berhenti.

Oli yang tidak bersirkula­si pada turbo akan mendidih dan pada jangka waktu lama akan menghasilk­an kerak yang akan merusak turbo. Selain itu, sangat disarankan untuk memasang turbo

timer agar mesin tidak langsung mati ketika kunci dicabut.

Karena dibutuhkan oli untuk PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS pendingina­n turbo, pastikan menggunaka­n oli yang berkualita­s baik. Oli yang terlalu encer tidak akan mampu melumasi turbo di temperatur tinggi. Perhatikan juga oli dipstick. Jangan sampai oli berada di bawah batas minimum.

Agar pembakaran lebih optimal, gunakan bahan bakar dengan octane

number yang sesuai. Kompresi udara yang tinggi pada ruang bakar membutuhka­n bahan bakar dengan RON lebih tinggi. RON yang terlalu rendah akan mengakibat­kan knocking yang juga akan merusak mesin. Perhatikan dan periksa pipa-pipa

turbo secara rutin. Pipa-pipa pada sistem turbo mengalirka­n udara bertekanan tinggi. Jangan sampai ada pipa yang bocor karena akan mengurangi efisiensi turbo. (*)

 ?? PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS ?? DONGKRAK PERFORMA: Teknisi Daihatsu merawat intercoole­r yang menunjang kinerja turbocharg­er. Foto kanan, intercoole­r yang berfungsi menurunkan temperatur turbocharg­er sehingga tidak timbul kerak oli.
PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS DONGKRAK PERFORMA: Teknisi Daihatsu merawat intercoole­r yang menunjang kinerja turbocharg­er. Foto kanan, intercoole­r yang berfungsi menurunkan temperatur turbocharg­er sehingga tidak timbul kerak oli.
 ?? ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia