Merawat Mesin Berteknologi Turbo
Mayoritas mobil bermesin diesel menggunakan turbo untuk meningkatkan kekuatan mesin. Sebagian mesin bensin juga sudah dilengkapi turbo. Bagaimana perawatannya?
MESIN membutuhkan oksigen untuk membakar bahan bakar. Pada mesin konvensional atau naturally
aspired, udara masuk ke ruang pembakaran melalui gerakan piston. Sementara itu, di mesin turbo, ada tambahan bilah kipas turbocharger yang menyedot udara, memampatkan, dan memasukkan ke ruang bakar. Mirip kompresor penambah tekanan ban.
Dengan tekanan dan suplai udara yang lebih besar, pembakaran bahan bakar lebih efektif sehingga tenaga mesin bisa lebih besar. Sistem turbo memungkinkan pembakaran bahan bakar lebih efisien. Karena itu, turbo biasanya digunakan untuk mengangkat performa mesin berkapasitas kecil. Contohnya, Ford Ecoboost bermesin 1.000 cc mampu meng_hasilkan tenaga 125 daya kuda. Lebih besar daripada Honda Jazz generasi 5 bermesin 1.500 cc yang ’’hanya” 120 daya kuda.
Dengan tekanan atau kompresi yang lebih tinggi, suhu ruang bakar bisa mencapai 700–800 Celsius. Untuk menurunkan temperatur turbocharger, dibutuhkan perangkat tambahan berupa intercooler. Penggunaan
intercooler disarankan untuk penggunaan ekstrem. Misalnya, mobil sering dipacu di jalan tol hingga putaran mesin mencapai 3.000 RPM. Ketika itu terjadi, turbocharger berputar 200 ribu kali per menit.
Selain intercooler, untuk penggunaan ekstrem, dibutuhkan waste gate valve yang berfungsi membuang kelebihan tekanan udara di turbocharger sebelum masuk ke ruang bakar.
Prinsip kerja turbo pada mesin bensin dan diesel sebenarnya sama, tetapi ukuran dan kemampuan memampatkan udara pada mesin diesel lebih besar karena mesin diesel tidak punya busi, sehingga sepenuhnya mengandalkan tekanan untuk pembakaran.
Agar sistem turbo tidak rusak, hindari langsung mematikan mesin setelah penggunaan pada RPM tinggi. Pendinginan turbo mengandalkan oli mesin dan temperatur turbo akan naik ketika bilah berputar. Jika mesin langsung dimatikan, oli akan berhenti bersirkulasi sehingga pendinginan
turbo berhenti.
Oli yang tidak bersirkulasi pada turbo akan mendidih dan pada jangka waktu lama akan menghasilkan kerak yang akan merusak turbo. Selain itu, sangat disarankan untuk memasang turbo
timer agar mesin tidak langsung mati ketika kunci dicabut.
Karena dibutuhkan oli untuk PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS pendinginan turbo, pastikan menggunakan oli yang berkualitas baik. Oli yang terlalu encer tidak akan mampu melumasi turbo di temperatur tinggi. Perhatikan juga oli dipstick. Jangan sampai oli berada di bawah batas minimum.
Agar pembakaran lebih optimal, gunakan bahan bakar dengan octane
number yang sesuai. Kompresi udara yang tinggi pada ruang bakar membutuhkan bahan bakar dengan RON lebih tinggi. RON yang terlalu rendah akan mengakibatkan knocking yang juga akan merusak mesin. Perhatikan dan periksa pipa-pipa
turbo secara rutin. Pipa-pipa pada sistem turbo mengalirkan udara bertekanan tinggi. Jangan sampai ada pipa yang bocor karena akan mengurangi efisiensi turbo. (*)