mim pi San G ana k des a
Ken dara dida an pat imp ian sete lah yang bela berh san asil tahu n
Tahun 1995 jadi masa yang tak terlupakan oleh Yusuf Setyawan. Saat menuntut ilmu di bangku SMP nun jauh di Madiun, Jawa Timur. Itu kali pertama anak desa ini tertarik dengan mobil.
Bukan sembarangan, Yusuf langsung terpikat melihat Jeep Cherokee hijau, milik salah satu tetangganya. “Pikir saya, kelak harus punya mobil seperti itu,” kata Yusuf.
Setelah 16 tahun dan berhasil berkarir sebagai kontraktor, Yusuf akhirnya memetik buah impian dan meminang Jeep Cherokee Limited lansiran 1994. “Ini kendaraan Amerika pertama saya. Sebelumnya hanya pakai mobil Jepang untuk harian,” terang Yusuf.
Ditambah, Cherokee Limited pinangannya ini ada perbedaan dari yang kebanyakan beredar. “Setelah diusut, kabarnya ini versi built up, ada perbedaan sedikit di interiornya. Memang ini Cherokee saya dapat dari hasil lelangan Dewan Moneter,” jelas ayah dua anak ini.
Waktu pertama kali didapat, tunggangannya masih dalam kondisi bahan. “Sepertinya pernah nongkrong cukup lama. Jadi mesin dan girboks harus dibongkar,” jelasnya. Beberapa
body part pun harus direkondisi. Dulu, ternyata Yusuf hanya ke bengkel untuk servis rutin. Ketika harus bangun Cherokee ini, mau tak mau harus memberanikan diri mampir ke Otodesign di Pejaten Barat, Jaksel. Salah satu bengkel yang dikenal spesialis Cherokee.
Menahan belasan tahun tidak punya kendaraan, Yusuf bertekad agar tampil lebih sangar. “Saya suka Cherokee pakai ban besar. Dulu sempat pakai ban ukuran 33 inci, tapi dilihatnya kurang enak,” ucapnya. Tunggangannya pun disiapkan dua set ban ukuran 35 inci, untuk harian pakai BFGoodrich KM2 dan off-road pakai Simex Extreme Trekker.
Dari awalnya ban, berimbas berbagai sektor lain. Performa pun ditingkatkan, plus kaki-kaki pakai part heavy duty. Intinya, Yusuf tidak sayang buat dipakai main kotor.
“Ya lagian sayang juga kan, mobil buat off-road masa hanya dipakai di jalan aspal saja?” celetuknya. Jadi enggak sia-sia deh sudah punya ban Simex 35 inci!