Otomotif

Konsep matang

Totalitas bangun mobil ala Chicano

- Superkeren! • Tom

Mercedes-benz E300 W212 punya Denny Aldilla ini gokil banget tongkronga­nnya. Kandas, cat mengilap dan kombinasi warna di interior. Padahal, awalnya si empunya enggak ada niatan buat modif total sampai kayak begini.

“Dulunya cuma mau ngesol bumper saja,” buka Denny, sapaan akrabnya. Dari acara ngesol ini, doi malah kepincut body kit ala E63 AMG. “Dari situ mulai nyari body kit, sambil sekalian nyari pelek,” jelas Denny.

Saat hunting pelek, doi kenalan sama Vino, juragan bengkel Platinum di Cipinang, Jaktim. “Nah dari sini awalnya, dikomporin terus selama kenal sama Vino, hahaha..,” ucapnya sambil tertawa.

“Lama-lama konsepnya makin matang, jadi sekalian deh,” tutur Denny. Misal kayak cat, Denny sepakat sama pilihan Vino buat pakai warna Red Candy dari De Beer.

Uniknya, cat ini Vino dibuat sedikit gelap sama Vino, biar sesuai karakter E-class-nya. “Jadi bukan merah candy yang ngejreng, tapi agak burgundy atau marun,” beber Vino.

Denny juga enggak segan-segan babat fender standarnya buat masukin pelek OZ Futura, lebar 20x(10,5+12,5) inci. Lingkar fender wajib dinaikkan alias radius, biar fitment pelek terekspos pas air sus disetel 0 psi.

“Kalau fendernya enggak diradius, nanti pasti pelek belakang jadi celup,” alasan Denny. “Saya pengennya bibir pelek belakang masih keliatan,” sambungnya.

Ngomongin pelek, spesifikas­inya ternyata sudah custom. Awalnya, pelek didapat dari kondisi bahan. Lebar aslinya hanya 9+10 inci.

Merasa kurang lebar, Denny pesan 4 outer lips baru bikinan Radinox. Hasil akhirnya, lebar pelek kini jadi 10,5 inci dan 12,5 inci! “Nah dari sini peleknya jadi pas sama yang saya mau,” ujar pria yang tinggal di Malang ini, girang.

Karena pelek jadi lebar banget, wide body pun mesti ditempuh. Fender depan melar 2 cm, sementara belakang 2,5 cm. Biar kelihatan elegan, wide body-nya dibuat senatural mungkin dan tetap pertahanka­n nat bodi standar.

Terakhir, doi tambahin aksen karbon di sekujur bodi. Hasilnya, Mercy ini jadi pol banget tongkronga­nnya.

Berawal dari ngesol bumper, hingga jadi modif total

Mohammad Andrey Alkahfi punya selera modifikasi berbeda dari teman seumurnya. Mahasiswa Universita­s Budi Luhur, Jakarta ini pecinta berat aliran lowrider khas Amerika.

Aliran Lowrider sendiri punya ciri khas mobil Amerika tua yang ceper, dengan suspensi udara atau sistem hidrolik, juga warna bodi centil cenderung bling-bling. Gaya ini memang aslinya dipopulerk­an kaum Chicano (warga keturunan Meksiko di Amerika) di California, awal tahun 1960-an.

Kesukaanny­a berawal dari sepeda low rider. “Awal mula suka sepeda lowrider, lama-lama malah pengin bangun mobilnya sekalian,” ucap Andrey yang mendapatka­n sedan tahun 1961 ini beberapa tahun lalu di daerah Tangerang.

Enaknya, kondisi unit idaman didapat masih prima. Hanya demi gaya lowrider, modifikasi­nya tak tanggung-tanggung. Ubahan paling ‘ lowrider’ adalah warna. “Pengecatan seperti ini butuh waktu 6 bulan,” katanya yang mempercaya­kannya pada seniman pinstripin­g Rio Bronx.

Sebagai cat dasar, dipilih kelir oranye xirallic demi tujuan show off. Di atas permukaan cat oranye tersebut, dimainkan grafis garis warna ungu yang dibikin lewat teknik masking. Sebagian bodi malah diberi detil goldleaf, partikel metal warna emas. Ini yang bikin konsep lowrider-nya lebih terangkat.

Agar penampilan lowrider-nya makin total, kabin juga turut didandani. Terutama penggantia­n bahan jok asli dengan bahan Mbtech warna oranye, dikombinas­i ungu dan biru. “Supaya senada dengan warna cat luar, dasbor juga ikutan dicat,” kekeh pengoleksi sepeda lawas Schwinn ini.

Kunci sukses gaya lowrider lainnya adalah aplikasi suspensi udara yang tujuannya bikin bodi lebih rebah dalam sekejap.

Sebagai peranti ‘turun-naik’, dipasang suspensi udara tipe CTS 4 titik. Sementara pelek pakai Riddler ukuran 15x(7+8) inci yang dilapis alas karet Toyo 800+ ukuran 215/70R15.

Sudah bisa dipastikan, kalau Impala ini jadi salah satu pionir gaya lowrider di sekitaran Tangerang.• Rendy

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ?? Joystik dari Playstatio­n jadi remote kontrol suspensi udara
Joystik dari Playstatio­n jadi remote kontrol suspensi udara

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia