DIRJEN ILMATE: MOBIL DUA MESIN SUDAH MASUK KIN
Eksistensi mobil dua mesin yang sudah digalakkan sejak 2012 silam bukan tidak diperhatikan pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian (Kemenperin) lewat direktorat jendral Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Ditjen ILMATE).
Dipaparkan harga jual mobil hybrid lebih mahal ketimbang mesin bakar konvensional lantaran teknologi yang diaplikasinya. “Sistem hybrid harganya cenderung lebih mahal dibandingkan sistem konvensional karena teknologinya yang menggunakan dua sistem kerja (mesin) dalam satu kendaraan. Yaitu mesin motor bakar dan mesin listrik,” ujar I Gede Putu Suryawirawan selaku Direktur Jenderal ILMATE Kemenperin.
Selain teknologi, unit yang masih impor dan belum diproduksi lokal membuat komponen biaya, seperti pajak (PPNBM) terbilang tinggi.
Pun begitu diungkapkan ke depannya mobil hybrid terus menjadi perhatian dalam hal ini Kemenperin sebagaimana program mobil dengan dua mesin ini masuk roadmap pengembangan industri otomotif di Indonesia.
“Program mobil hybrid telah masuk dalam kebijakan industri nasional (KIN) jadi tetap akan diperhatikan mobil hybrid apa yang diperlukan untuk terus berkembang di Indonesia,” pungkas pak Putu, panggilan akrab I Gede Putu Suryawirawan. • JLM