INI CATATAN MXGP INDONESIA
Gelaran dunia MXGP Indonesia di Pangkalpinang, Bangka sudah selesai (3-5/3). Namun menyisakan banyak pekerjaan rumah yang wajib dijadikan bahan evaluasi bagi penyelenggara lokal dan juga semua pihak yang terlibat. Kalau boleh menilai, MXGP Indonesia memiliki predikat ‘berhasil dengan banyak catatan’.
Sudah sejak awal 2016 Youthstream, promotor MXGP menandatangani kontrak untuk menggelar MXGP di Indonesia selama tiga tahun. Pangkalpinang, Bangka dipilih karena dianggap memiliki lahan yang luas dan mumpuni. Jika lahan sudah tersedia dan kontrak sudah tandatangan, kenapa tidak didesain dan dibangun sejak awal?
PERSIAPAN TIDAK MATANG
“Dengan kondisi trek dan balapan yang seperti ini, sudah jelas ini bukan balapan level dunia!” kata Robert Watherston, Head of Motorsport Honda Motor Europe. Kata-kata dari Robert memang mencerminkan kondisi seperti itu. Apalagi dia sudah lama bergelut di kejuaraan dunia seperti WSBK, F1, WRC, dan Rally Dakar.
Apa solusinya? “Sebaiknya trek sudah selesai paling lambat 6 bulan yang lalu. Setelah itu dicoba pada kejuaraan nasional atau minimal mengajak komunitas motocross. Sehingga bisa mendapatkan masukan mengenai apa saja yang kurang dari trek ini sebelum menggelar MXGP,” Robert menambahkan.
Kalimat yang disampaikan Robert nampaknya sudah mewakili masukan dari para crosser kelas dunia tersebut. Mereka sangat menyayangkan jika musim pertama Indonesia menggelar MXGP sudah banyak diwarnai catatan buruk.
Salah satunya disampaikan crosser Red Bull KTM Factory Racing, Antonio Cairoli. “Jika saya melihat bentuk trek dari sketsa, trek ini akan sangat bagus karena sangat cepat dengan tantangan yang menantang. Hanya saja penyelenggara tidak menyiapkannya dengan matang,” kata Cairoli.
“Jika trek dipersiapkan lebih matang dan masalah lumpur bisa diatasi, balapan di semua kelas pasti akan menyenangkan dan lebih seru,” sambung crosser 31 tahun tersebut.
Buruknya trek dengan persiapan yang kurang, sempat mendapat protes dari kubu Husqvarna dan juga KTM. Bahkan, ada anggapan kalau penyelenggaraan kejuaraan nasional masih jauh lebih rapi dan siap dibanding event tersebut. Jelas event membanggakan ini justru memprihatinkan.
Ketidaksiapan trek beserta unsur pendukungnya terpantau langsung oleh OTOMOTIF. Ketika tiba (2/3) memang disambut oleh hujan gerimis. Bahkan hujan tersebut memang sudah terjadi selama dua minggu.
RACE DIBATALKAN
“Hujan memang tidak deras, namun selalu dalam waktu yang lama dalam waktu seharinya. Dari pagi sampai sore misalnya,” kata M Irwansyah, Walikota Pangkalpinang.
Tak menyia-nyiakan waktu, kami langsung datang ke trek MXGP di area olahraga Sahabudin. Bukan trek siap pakai yang kami lihat, tapi justru alat berat yang masih bekerja membangun table top, obstacle atau rintangan dan merapikan tikungan.
Kedatangan kami hanya satu hari lebih cepat dari waktu penyelenggaraan event berstatus internasional tersebut.
Motor para crosser dunia pun baru tiba di Sahabudin dan langsung dibenahi tim mekanik. Jumat (3/3), hujan deras masih mewarnai hari dan trek MXGP masih banyak yang belum selesai, demikian juga dengan tribun penonton.
Meski demikian, tim tetap bersiap karena harus melalukan scrutineering sebelum menjalani sesi latihan dan kualifikasi keesokan harinya, Sabtu (4/3).
Karena hujan yang terus mengguyur kota dengan luas 118,408 km2 tersebut, panitia lomba meniadakan sesi kualifikasi untuk semua kelas. Praktis pada Sabtu hamya digelar sesi latihan dan race 1 WMX.
Sedikit beruntung untuk kelas MX2 dan MWX yang jadi supporting race, karena mampu menyelesaikan dua balapan (5/3). Kelas tertinggi, MXGP hanya mampu menggelar satu dari dua balapan. Ini disebabkan kondisi trek yang semakin parah, sehingga balapan kedua tak bisa dilepas.
“Tercatat ada 6 sektor yang rusak dan 4 di antaranya kita perbaiki tapi tidak mungkin lanjut,” kata Edy Horison, race director MXGP Indonesia.
Sebenarnya bukan trek saja yang tidak siap menggelar event. Bahkan keriuhan tentang adanya MXGP tersebut tak terjadi di kota penyelenggara.
Menurut informasi yang didapat OTOMOTIF, satu minggu sebelum gelaran, masyarakat masih tenangtenang saja. Seakan tidak akan ada gelaran dunia yang mampir ke kota tersebut. Baliho ataupun spanduk tentang gelaran juga sangat minim.
Sebenarnya, akar masalah yang ada yakni persiapan yang tidak matang dari pihak penyelenggara. Memang hujan atau cuaca ikut memberi andil tapi tidak cukup banyak. Kalaupun persiapan sudah matang, dengan adanya hujan tidak me n g hancur lebur k antre k.
Indonesia masih memiliki kontrak menggelar MXGP hingga 2019 mendatang. Rasanya, untuk bisa kembali menyelenggarakan event tersebut, semua pihak yang terlibat wajib berbenah diri.
Utamanya Lightning Production yang menjadi promotor lokal yang bertanggung jawab. Sayangnya, saat Alfonsus Judiarto, pimpinan Lightning Production dihubungi (7/3), ia sedang mengalami masalah kesehatan.
Tentu perlu evaluasi mendalam agar MXGP Indonesia 2018 dan 2019 berlangsung normal. Supaya para pembalap, tim dan rangkaian sponsor bisa memiliki cerita baik tentang gelaran MXGP di Indonesia. • DAB