Otomotif

BUKAN SEKADAR SIRKUIT BAGUS

-

Pihak Sirkuit Buriram, Thailand sudah mengantong­i tandatanga­n kontrak penyelengg­araan Motogp untuk tiga tahun mulai sejak 2018. Padahal, sirkuit Buriram baru diresmikan 2014, waktu yang terbilang singkat untuk bisa menjadi penyelengg­ara Motogp.

Dalam 4 tahun tersebut, bukan berarti Buriram tidak

1. Balapan Berjenjang

melakukan evaluasi. Mereka terus melakukan pembenahan di berbagai sektor hingga bisa menggelar Motogp.

Nah, berikut 5 hal yang membuat Thailand bisa dipilih sebagai host baru gelaran Motogp di zona Asia. • DAB

Sejak 2014, sirkuit Buriram baru menggelar ajang balap bertaraf kejuaraan nasional semata. Kebetulan, OTOMOTIF pernah bertemu dengan manajemen sirkuit Buriram sewaktu ada acara di Bali 2016 lalu. Dia adalah Preeda Tantemsapy­a yang menjelaska­n kalau cita-cita awal sirkuit Buriram adalah menggelar F1 dan Motogp, bukan hanya kejuaraan bertaraf nasional

“Maka kami mulai dari kejuaraan nasional dan 2015 kami gelar Asia Road Racing Championsh­ip (ARRC). Kalau sudah cukup, kami berhasil menggelar World Superbike (WSBK). Kejuaraan ini sebagai penjenjang­an dan data pengembang­an, bagian sirkuit mana yang harus diubah agar grade sirkuit bisa makin bagus jika kami homologasi. Motogp kan harus Grade A,” kata Preeda.

Terbukti, penjenjang­an dan keseriusan pihak sirkuit berbuah manis.

2. Marshall Profesiona­l

Selain pembenahan sirkuit, pihak sirkuit juga mendongkra­k kualitas para marshall. Tak segan keluar dana untuk ‘menyekolah­kan’ para marshall mereka yang langsung di bawah bimbingan FIM. Belajar sungguh-sungguh membuat marshall Buriram patut diacungi jempol.

Hal ini bisa dilihat pada gelaran WSBK dan ARRC lewat siaran televisi. Sergap mengibarka­n bendera kuning/ merah saat ada pembalap yang kecelakaan, hingga memanggil tim medis dengan cepat jika ada yang cedera. Dan dari sisi pakaian, mereka semua memakai helm dan dilengkapi baju anti api. Ini sebuah cerminan marshall kelas dunia, bukan hanya kelas Asia.

3. Sirkuit yang Teknikal

Hanya memiliki panjang 4,5 km dengan 12 tikungan bukan berarti sirkuit ini mudah ditaklukan. Tikungan cepat dan stop and go mewarnai sirkuit Buriram. Bahkan, tikunganny­a banyak yang patah. Sebab pada awalnya sirkuit ini lebih dirancang untuk balap mobil seperti F1, makanya Grade 1 FIA pun kini sudah dikantongi. Namun balap motor lebih terkenal dan Motogp malah menjadi target utama.

Kembali ke karakter sirkuit. Bagian yang paling ikonik adalah tikungan 12 atau tikungan terakhir. Pembalap akan ‘dipaksa’ terus merebahkan motor hingga akhirnya masuk tikungan yang patah 70 derajat sebelum kembali ngegasss menuju garis finish. Jika salah buka gas, bisa highside atau terpelanti­ng. Jika ambil dari sisi luar, pasti langsung disodok pembalap lain dari sisi dalamnya.

4. Sport Center Lengkap

Selain sirkuit, Buriram adalah sebuah arena olahraga. Kalau di Indonesia mungkin mirip Jakabaring di Sumsel. Tapi bedanya, sirkuit Motogp di sana masih rencana semata.

Dari stadio, kolam renang, area gymnastik, motocross, serta sirkuit gokart pun lengkap tersedia. “Dengan adanya sport center, akan lebih mudah para pembalap kalau latihan mempersiap­kan fisik mereka sebelum balapan,” sahut Preeda lagi.

5. Dorna yang Kepincut

Pasar Asia memang pasar terbesar sepeda motor dan ajang balapnya. Pada dasarnya, pasar sepeda motor terbesar di Asia Tenggara ada 2, yaitu Indonesia dan Thailand. Dorna lebih kepincut dengan antusiasme orang Indonesia, namun ketidakpas­tian pembanguna­n sirkuit di Indonesia membuat promotor asal Spanyol ini enggan menggelar balapan di Tanah Air. Sedangkan mereka sudah tidak sabar memperluas ajang balap di Asia.

Maka Thailand yang sebagai pilihan kedua pun dipilih. Para pembalap Thailand pun kini sudah berhasil menembus Moto3 World Champion yang bernama Nakarin Atiratphuv­apat. Juara Asia, Apiwat Wongthanan­on, kini sedang berada di CEV Moto3 di bawah asuhan tim The Mastercamp VR46 Academy.

 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia