Otomotif

HARIDARMA MENJAWAB TANTANGAN

-

Pada akhir Juli 2016 lalu, Toyota Team Indonesia ( TTI) mengumumka­n kembalinya mereka ke ajang balap turing. Kejurnas Indonesia Touring Car Championsh­ip (ITCC) menjadi arena mereka kembali ke ajang balap setelah lama vakum di 2004. OTOMOTIF pun pernah ‘menantang’ pihak TTI kala itu.

Tantangany­a adalah menjadi juara nasional di tahun 2017. “Iya, pasti bisa!” kata Memet Djumhana, Manajer TTI dengan optimis kala itu. Tantangan itu pun dijawab di putaran ke-6 ITCC (22/10) di sirkuit Sentul, Bogor, Jabar.

Haridarma Manoppo yang didaulat sebagai driver unggulan berhasil merengkuh gelar juara nasional pada seri tersebut. Dominasi 6 kemenangan selama 6 ronde membuktika­n kalau pembalap yang humoris ini juga gahar di lintasan balap.

“Alhamdulil­lah akhirnya resmi juga jadi juara nasional. Sudah sejak seri 3 performa mobil makin matang jadi bisa ninggal jauh. Apalagi di seri ini sebenarnya finish satu posisi di belakang Alvin Bahar (Honda Racing Indonesia) juga juara nasional sudah saya kunci,” tutur Haridarma.

Titel yang direngkuh Ayah dari Malka ini mematahkan dominasi Alvin Bahar yang 7 kali menjadi juara nasional. Alvin mengaku kalah, Honda Jazz besutannya tidak bisa membendung Toyota Yaris milik Haridarma selama 6 putaran.

“Ya, secara sportif saya mengaku kalah dari Toyota Yaris Full TRD milik TTI. Saya sudah ditawarai HPM (PT. Honda Prospect Motor) untuk menggunaka­n jasa Mugen (rumah modifikasi milik Honda), tapi saya menolaknya,” kata Alvin menjelaska­n.

Namun pria bertubuh gempal ini tetap akan melakukan evaluasi apakah akan menggunaka­n jasa Mugen atau tidak. Sebab, untuk musim 2018 pun Alvin masih ingin meraih kemenangan dan kembali merengkuh gelar juara nasional.

Persaingan ketat antara dua pembalap senior ini pun hanya berlangsun­g di lintasan dan mengaku tetap bersahabat di luar lintasan. Kini, balapan menyisakan satu putaran. Selepas itu, Alvin dan menutupiny­a.

“Makanya dulu waktu belum ada balap JSTC, saya ikut drag race. Dari segi bobot mobil saya sudah ringan soalnya. Cuma kalau drag race, balapannya gitu- gitu saja. Lebih seru balap turing,” sahut Herdy. Masukan dari Herdy maupun Welly, selain bobot berharap hadiah yang diberikan bisa lebih besar lagi nantinya bagi yang meraih podium.

Ini berguna untuk memancing banyaknya peserta yang ikut serta dan menambah aroma kompetisi di JSTC. “Promotor kami (Ferry Yanto Hangkiriwa­ng-red) sudah sangat baik. Dia peduli sama peserta-pesertanya. Semoga saja nantinya jadi makin banyak yang ikut di sini (JSTC),” pungkas Herdy.

Musim depan ada rencana penambahan kelas di lomba ini. Dari kabar yang beredar, Karena semua mobilnya sudah memotong jalur lebih dari 90-95%,” beber Aziz Yurianto dari tim Galena Logistics.

“Saya kebetulan pas ada di TKP (tempat kejadian perkara- red). Memang mobil pertama memotong jalur, sesuai peraturan hanya mobil pertama yang didiskuali­fikasi. Mobil ke 2 dan 3 tidak kena diskualifi­kasi, karena memang tidak menabrak pembatas, tidak ada alasan saya untuk menghukum juga” ujar Currie Kadar sebagai pengawas lomba.

Setelah membaca buku peraturan memang agak kurang jelas siapa yang disasar untuk didiskuali­fikasi. “Jadi peraturan ini abu-abu,

3. Yulianto Adi

spesifikas­inya tidak jauh beda dari kelas Super Touring Car Championsh­ip (STCC) ataupun JSTC. Namun, format balapannya masih belum resmi tapi sudah banyak pembalap di kelas super ini yang bersiap untuk musim depan. Hari pun sudah memiliki rencana untuk berkompeti­si di luar negeri.

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia