JURUS ANIES-SANDIE ATASI MASALAH KEMACETAN & TRANSPORTASI JAKARTA
Setidaknya ada ’13 jurus’ yang menjadi upaya duet pejabat teras DKI mengatasi kemacetan ibukota. Seluruhnya tercantum pada website www.jakartamajubersama.com, yang pernah dirumuskan jadi program unggulan. Semua bisa ditagih sebagai bentuk komitmen bukan sekadar janjijanji manis semata. Berikut ini rinciannya. • Harryt Menyambungkan seluruh angkutan umum bertrayek dengan tiket terusan. Misalnya sekali jalan masyarakat hanya bayar Rp. 5000, sudah bisa naik Transjakarta, Kopaja, Metro Mini, dan angkutan umum. Prinsipnya, transportasi terjangkau untuk seluruh warga Jakarta.
Menyediakan sekolah pengemudi angkutan umum agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Menata transportasi tidak hanya dengan membangun infrastruktur, tetapi juga membangun Sdm-nya.
Bekerja sama dengan PT KAI menata kawasan di sekitar stasiun. Layanan kereta yang baik belum didukung fasilitas pejalan kaki, pesepeda dan angkutan pengumpan di sekitar stasiun,
sehingga belum membuat nyaman pengguna angkutan umum dan warga. Menata dan membina pengemudi angkot dan ojek untuk meningkatkan aspek keselamatan. Saat ini Pemprov masih menganggap ojek sebagai angkutan ilegal. Padahal ojek sangat dibutuhkan masyarakat. Perlu ada kebijakan transisi mengatasi kesenjangan ini mengingat 75% kasus kecelakaan lalu lintas melibatkan sepeda motor.
Penyediaan fasilitas park and ride yang terjangkau, tertata, dan tersebar luas sepanjang jalur KRL, MRT dan Transjakarta, sehingga meningkatkan minat masyarakat menggunakan angkutan umum. Mendukung kepolisian menerapkan penegakan hukum lalu lintas berbasis elektronik. Petugas kepolisian tidak harus di lapangan, tetapi masyarakat tertib dan taat aturan lalu lintas. Menerapkan jalan berbayar berbasis elektronik ( electronic road pricing), yang telah tertunda lama, dan membentuk badan pengawas independen agar dana bisa dimanfaatkan untuk meningkatan kualitas pelayanan angkutan umum. Mempercepat pembangunan MRT dan LRT, menata bangunan di sepanjang jalurnya dengan sistem Transit Oriented Development (TOD). Sistem tersebut memaksimalkan angkutan massal yang dilengkapi fasilitas pejalan kaki/sepeda. Meningkatkan tata kelola terminal dan simpul transportasi lain agar memberikan rasa aman dan nyaman masyarakat dalam melakukan perjalanan.
Menyediakan fasilitas pejalan kaki yang ramah iklim tropis serta terintegrasi dengan stasiun KRL & halte Transjakarta. Mendata, menata, dan mengatur angkutan berbasis online, sehingga bersinergi dengan pemerintah mengatasi kemacetan Jakarta. Kehadiran teknologi dalam sistem transportasi tidak terelakkan. Perlu ada aturan adil dan saling menguntungkan bagi warga Jakarta. Mempercepat proses pembangunan tol lingkar luar dan tidak membangun 6 ruas tol dalam kota yang menambah kemacetan Jakarta.
Menyiapkan masterplan
transportasi yang lebih manusiawi dan adil untuk warga Jakarta.