Otomotif

TANGGAPAN KOMUNITAS MOBIL

-

Apa kata komunitas ataupun klub mobil terkait sejumlah wacana maupun regulasi yang ideal sebagai rekayasa lalu lintas mengurai kemacetan. “Sebenarnya sistem tilang pakai CCTV ini bagus untuk diterapkan di Jakarta. Hanya saja perlu dilakukan sosialisas­i dan pembinaan lebih lanjut kepada masyarakat dari kepolisian agar tertib lalu lintas, utamanya saat berhenti di lampu merah. Diharapkan dapat memberi efek jera bagi para pelanggar,” ujar Osep Herdian, Tim Pencari Sponsor Djakarta Ayla Club (Djac).

Mengenai integrasi transporta­si massal juga mendapat masukan. “Saya sangat mendukung adanya sistem transporta­si ‘pembuluh darah’ ini. Namun yang perlu diperhatik­an adalah jumlah armada dan ketepatan waktunya harus memadai. Kalau bisa tarifnya dibuat seragam seperti bus Transjakar­ta,” Sebut Andry, Dewan Penasehat HR-V Devotee Indonesia (HDI).

Pilih mana, tetap pakai sistem ganjilgena­p atau ERP? “Dibanding sistem ganjil-genap, saya lebih mendukung sistem ERP untuk diterapkan di Jakarta. Tarifnya kalau bisa dibuat terjangkau, terutama untuk pengguna kendaraan kelas menengah,” kata Chairul M. Poetra, Ketua Umum Nasional Avanza Xenia Indonesia Club (AXIC).

Setujukah pengaturan lalulintas melibatkan Supeltas? “Saya tidak setuju mengenai wacana agar pak ogah digaji. Karena manfaatnya hanya bisa dirasakan oleh pengemudi yang memberikan ‘cepek’, sedangkan yang lainnya jadi terhambat. Solusinya bisa memanfaatk­an dishub sebagai pengganti ‘pak ogah’, karena mereka lebih berpengala­man dan terlatih dalam mengatur lalu-lintas,” tutur Ferins J. Fedias, Bendahara Pajero Indonesia One (P1) Chapter Jakarta.. • Rsp

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia