WAJIB tahu secara detil

Asosiasi navigator speed offroad Indonesia, Kenekers bersama dengan Komunitas Rally Indonesia dan IMI menyelenggarakan Co-driver Coaching Clinic (18/11). Diikuti 65 peserta, padahal batasnya hanya 50 saja. Hadir dari Jakarta, Jabar, Surabaya, bahkan Kalimantan.

“Dasar acaranya sharing knowledge tentang co-driver untuk mempercepat proses regenerasi co-driver di speed off-road, sprint reli dan speed rally khususnya,” sebut Hervian Soejono, Ketua Panitia yang juga jadi salah satu pemberi materi dalam coaching tersebut.

Pelatihan ini mulai dari hal yang mendasar. Seperti wajib menyiapkan administrasi pendaftaran, mengetahui jadwal lomba dan lainnya. “Navigator atau co-driver harus memastikan ada salinan SIM, STNK, dan juga KIS (kartu izin start-red). Ini penting kalau terjadi hal-hal lain” ungkap Ian, panggilannya.

Selain itu mengenai cara membaca buku reli. Karena dalam buku yang dibagikan ke peserta tersebut terdapat informasi yang lengkap. Seperti jarak yang harus ditempuh, waktu yang disediakan dan juga lokasi lomba. Intinya, co-driver harus punya kemampuan membaca dan menghitung waktu dengan sangat baik, bahkan detil. Bahkan terkadang sampai menentukan lokasi makan sekalipun.

Pada kesempatan lain, Adi Wibowo menjelaskan mengenai road book. Tata cara masuk dan keluar dari parc ferme. “Di reli semua terkait dengan waktu. Masuk dan keluar, semua ada waktunya. Telat atau terlalu cepat akan kena penalti. Perhitungan waktu wajib matang,” ungkapnya.

Tak kalah penting mengenai penjelasan tentang pacenote yang dibawakan oleh Hade Mboi, co-driver Subhan Aksa. “Sebenarnya untuk pacenote tidak ada yang baku. Itu kesepakatan co-driver dengan driver. Intinya, co-driver harus mampu memberitahu jalan di depan yang belum terlihat oleh driver secara jelas dan nyaman. Jadi, driver tahu apa yang harus dilakukan,” ungkapnya.

Dalam kesempatan ini, Sadikin Aksa, Ketua Umum PP IMI menyempatkan hadir dan memberi sertifikat. • toncil