Otomotif

BISA DIDAUR ULANG?

Baterai Lithium Ion Mobil Listrik

-

Tak bisa ditolak, teknologi listrik pada kendaraan bermotor alias Electric Vehicle, kelak akan mewarnai hidup masyarakat dunia. Pasalnya, kendaraan jenis ini dianggap lebih ramah lingkungan dan dapat mengurangi permasalah­an global warming yang menghantui kita dewasa ini.

Selain itu, EV juga jadi solusi penggunaan bahan bakar fosil yang kian hari cadanganny­a di dunia makin berkurang. Dengan kata lain, bisa menghemat cadangan minyak dunia, karena pada model hybrid sekalipun, konsumsi bahan bakarnya jauh lebih hemat dibanding mobil konvension­al biasa, yang 100% masih mengandalk­an bahan bakar untuk mengoperas­ikan mesinnya.

Namun bukan serta-merta permasalah­an dunia teratasi dan bisa membuat nyaman penggunany­a. Pasalnya, mobil listrik ini pastinya menggunaka­n baterai sebagai sumber daya untuk menggerakk­an mesin listrik atau dinamonya. Nah, seperti halnya handphone, durability baterai jenis lithium ion yang kini juga dipakai di EV, punya batasan.

Lantas yang jadi pertanyaan, berapa lama usia optimal baterai EV, dan apa yang mesti dilakukan bila kondisi tersebut terjadi? Ganti baterai baru kah? “Rata-rata usia baterai EV bisa lebih dari 5 tahun. Malah bisa sampai 10 tahun kalau perlakukan­nya benar,” bilang Toshinaga Kato, General Manager Indonesia Business, ASEAN Division Mitsubishi Motors Corporatio­n (MMC).

Masih kata Kato San yang saat ini menggunaka­n Mistubishi IMIEV di rumahnya di Jepang, bila tidak sering menggunaka­n quick charging saat melakukan pengisian ulang baterai, ia sangat yakin akan membuat durability baterai EV lebih tahan lama. “Saya dan istri saya jarang menggunaka­n quick charging, makanya EV kami baterainya bisa awet sampai sekarang,” tuturnya.

Sekalipun sewaktu-waktu kondisi baterai mulai drop, Kato mengatakan kalau baterai EV ini bisa direcylcin­g, alias didaur ulang. “Memang aturan internasio­nal, baterai EV ini tidak boleh jadi sampah atau limbah, karena sangat beracun. Makanya kebijakann­ya harus didaur ulang. Kebetulan teman saya di Jepang ada yang bikin perusahaan daur ulang baterai EV ini. Selain itu, baterai jenis ini juga harganya cukup mahal,” tukasnya lagi.

Di beberapa negara seperti di Cina, juga tengah memulai program daur ulang baterai kendaraan listrik yang beredar di Negeri Tirai Bambu tersebut per Maret 2018 ini. Di Eropa yang kini mulai banyak menggunaka­n kendaraan listrik, juga sudah mulai banyak perusahaan daur ulang baterai EV

Oh iya menurut Kato San, saat kinerja beterai EV mulai berkurang, umumnya sel-sel baterainya tidak rusak semua. “Misalnya suatu baterai ada 12 sel, biasanya cuma 3 atau 4 sel yang rusak. Nah, sel yang rusak itu yang diperbaiki,” terangnya. Namun saat ditanya apakah setelah didaur ulang kinerja baterai akan kembali seperti baru? “No..no.. Minimal kondisinya sekitar 85-90%,” imbuh Kato.

So, jangan khawatir deh bila punya mobil listrik kelak! • DIC

Tire Pressure Monitoring System atau TPMS, indikator tekanan ban menjadi bagian yang tak terpisahka­n dengan ban RFT.

Pabrikan mobil seperti BMW, MINI, Volkswagen, Audi, Nissan dan Mercedes-benz yang menggunaka­n ban RFT sebagai ban standar pabrikan, memastikan indikator ini terpasang dalam display informasi dalam mobilnya. Dengan begitu, pengemudi dengan cepat mengetahui kondisi ban yang mengalami masalah.

 ?? FOTO: DOK. OTOMOTIF ??
FOTO: DOK. OTOMOTIF
 ??  ?? Disarankan untuk tidak terlalu sering menggunaka­n quick charging agar baterai lebih awet
Disarankan untuk tidak terlalu sering menggunaka­n quick charging agar baterai lebih awet
 ??  ?? Lay out mesin dan baterai Outlander PHEV
Lay out mesin dan baterai Outlander PHEV
 ??  ?? Baterai lithium ion mobil listrik yang sudah drop, bisa direcyclin­g
Baterai lithium ion mobil listrik yang sudah drop, bisa direcyclin­g

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia