PERELI INDONESIA KIBARKAN BENDERA DI MALAYSIA
AKIBAT BOSAN KE SENTUL PAKAI MOTOR BERFAIRING
Beberapa pereli Indonesia ‘menyerbu’ Malaysia untuk mengikuti ajang International Rally of Johor, Malaysia (21-22/7). Mereka adalah Rahmat/donny Wardono, Roby Agusman Harahap/h. Rizky Fauzi, Putra Rizky Bustaman/ Hervian Soejono, Julian Johan/ Recky Resanto dan Lesmana Satyadharma/dwi Aryo.
Sebagian peserta dari Indonesia tersebut mampu mengibarkan bendera Merah Putih di panggung podium. Pasangan Rahmat/donny Wardono dari Team MRU Sederhana Motorsport mampu meraih posisi 1 overall di MRC (Malaysian Rally Championship). Menggunakan Mitsubishi Lancer Evolution saat berlaga di lintasan.
“Reli di Malaysia ini, jalannya lebih kecil dibanding Indonesia. Jarak tempuh setiap stage juga panjang-panjang. Persiapannya latihan di Malaysia, mobil yang maksimal dan juga fisik,” ungkap Donny Wardono.
Pasangan Putra Rizky/hervian Soejono juga mengibarkan bendera Indonesia dengan menjadi juara 1 di kelas RC5. Pasangan dari Team MRU Sederhana Motorsport ini menggunakan Proton Satria saat berlaga.
Sementara itu, pasangan Julian Johan/recky Rosanto juga berhasil podium di ajang tersebut. Ikut di kelas P10, pasangan yang bernaung di tim One Motorsport ini berada di posisi 3.
“Penyesuaian paling sulit terhadap mobil. Karena kita biasa pakai Jeep yang besar, terus pindah ke sedan, agak beda saja. Selain itu, ini pertama kali kita ikut reli panjang. Awal-awal masih banyak cari-cari kesesuaian,” ungkap Julian Johan.
Selamat untuk pereli Indonesia.
Bosan mengendarai motor berfairing di sirkuit, membuat Aldre Cakrawijaya melucuti “baju”yamaha YZF-R25 dan memodifikasinya.
“Kalau pakai motor sport berfairing sudah biasa, makanya diboyong ke Dream Garage (DG) untuk di- custom, tapi harus tetap bisa diajak ke Sentul tiap weekend,” ungkap pria yang sering nongkrong di Soul Wash, Cinere, Depok, Jawa Barat ini.
Tim Dream Garage (DG) langsung memberi rujukan konsep Cafe Racer tapi berbaju Flat Tracker. “Melihat dari basiknya R25, paling asyik dibikin Cafe Racer tapi dikasih baju model Tracker, agar tetap gagah saat di lintasan,” beber Awang, punggawa DG yang bermarkas di Jl. Pangeran Antasari No.67, Jaksel.
Langkah awal memotong rangka tengah sampai belakang untuk menghilangkan kesan nungging, gantinya pipa seamless dan sekalian dibuatkan dudukan dual sok. Lengan ayunnya pakai punya Kawasaki Ninja 250, yang ditambah dudukan sokbreker. Untuk depan tetap pakai sok standar tapi pakai setang jepit khas Cafe Racer.
Bagian roda pakai pelek lansiran Husqvarna yang dibalut ban soft compound Dunlop Sportmax biar lengket ketika melibas tikungan. Agar bisa late braking, DG memasang cakram depan lebar yang dijepit kaliper 4 piston.
Lanjut area bodywork. Tim DG melucuti kondom tangki asli, kemudian dibuatkan baru pakai pelat galvanis tebal 1,2 mm, bentuknya mengotak mirip punya Yamaha RX-Z. Dan khas Flat Tracker buntutnya dibikin mengotak tapi runcing menemani single seat. Pemasangan headlamp serta cover Yamaha RX-Z yang mengotak, menyempurnakan bodywork keseluruhan yang dicat hitam.
Bukan cuma tampilan, performa mesin juga digarap biar makin kencang saat di lintasan, dengan menggunakan beragam komponen saudara R25 versi Eropa yaitu R3, disempurnakan dengan knalpot Akrapovic dan piggyback Power Commander.
Keren dan makin kencang deh!