OFF-ROAD STYLE PERTAMA?
GAYA OFF-ROAD DENGAN TANDUK BESI DAN BAN TAPAK KASAR Suzuki Ignis GL 2017
Sejak pertama kali diperkenalkan, hingga kini Suzuki Ignis sudah sering dijumpai beredar di jalan. Bahkan tak jarang yang sudah dimodi kasi, baik bergaya ceper, elegan maupun rally look.
Namun berbeda dengan Ignis milik Oche Chandra Saylendra Berliana ini. Sejak awal, ia kesengsem dengan gaya o -road look atau o -road style. Makanya begitu ada kesempatan dan dana, ia langsung mengaplikasi gaya tersebut pada Ignis GL birunya.
Berprofesi sebagai product desainer sekaligus pemilik merek sepatu asal Bandung ini, ia pun merancang matang konsep modi kasi yang akan ia terapkan. Lewat corat-coret sketsa di komputer, ia membuat Ignis bertema urban little SUV. “Ini sekalian jadi mobil promo merek sepatu saya, Robberduck,” katanya. Selain gaya, ia juga berharap Ignis ini mendukung hobi kempingnya.
Proses pengerjaan modi kasi ia lakukan kurang lebih satu bulan, “Secara tampilan, paling menonjol memang bullbar atau tanduk depan. Itu saya buat sendiri dari hollow pipe ukuran 1 inci setebal 3 mm. Jadinya tidak terlalu berat, tapi cukup kuat menahan benturan,” terang Oche.
Sesuai sketsanya ia juga menambahkan peranti roofrack universal merek Thule serta pemasangan beberapa lampu sorot. “Beberapa bagian saya tempel stiker, seperti headlamp yang diberi stiker kuning transparan, atap pakai stiker karbon, serta tulisan SUZUKI di bodi samping,” kata fanatik Suzuki ini.
Ubahan paling kentara juga terlihat di kaki-kaki. Suspensi depan masih pakai bawaan Ignis, “Hanya pasang mounting tambahan dari karet, efeknya bodi sedikit lebih tinggi 10-15 cm,” katanya. Ban tapak kasar Achilles 883 MT 27x8,5 R14 juga jadi andalan penguat tema, kombinasi dengan pelek kaleng dan dop ala Sahara, bikin kesan kekar lebih terasa. Hanya saja, “Kalau belok di jalanan yang konturnya tidak rata, ujung ban sedikit gesrot dengan spatbor dalam,” kekehnya. Beda dengan kaki-kaki depan, bagian belakang sokbreker menggunakan copotan Suzuki Swift dikombinasi per Mercy, “Ini agar ground clearance lebih tinggi 15 cm, efeknya bantingan belakang sedikit lebih keras kalau kondisi baris kedua tak terisi,” jelas warga Kopo, Bandung ini. • Rendy