Otomotif

F1 Singapura Susahnya Marina Bay

-

Melenggang dari sirkuit Monza, Italia F1 langsung menuju Marina Bay, Singapura untuk menggelar ronde ke-15 di balapan malam (16/9). Tahun ini, Marina Bay resmi 10 tahun menggelar F1 dan selalu dinanti bagi sebagian pembalap F1.

Karena hanya di Singapura mereka bisa merasakan balapan di jalan raya dan saat malam hari dengan berbalut lampu. “Ini pertama kalinya saya balapan di Singapura dan sirkuit ini sangat indah di malam hari dengan suasana khas lampu kota,” kata Charles Leclerc, pembalap debutan dari tim Alfa Romeo Sauber F1.

Namun di balik keindahann­ya, Marina Bay bukanlah sirkuit yang mudah untuk ditaklukan. Bisa dibilang persentasi munculnya safety car di Marina Bay menjadi salah satu yang tertinggi dalam kalender F1, setelah Monako.

Alasan pertama karena sirkuit ini terbilang sempit di titik take over dan di tikungan, sebuah hal yang lumrah untuk sirkuit jalan raya. Lihat saja di lap pertama GP Singapura akhir pekan lalu saat Esteban Ocon (Sahara Force India) langsung keluar dari balapan karena menabrak tembok usai kontak fisik dengan rekan setimnya, Sergio Perez di tikungan ketiga.

Safety car langsung diterjunka­n selama satu lap. Namun kembali keluar di lap ke-4 karena Sergio Perez kembali terlibat insiden dengan pembalap Williams Martini Racing, Sergey Sirotkin.

MANAJEMEN WAKTU

Baru 4 lap, tapi safety car sudah keluar dua kali. Lalu hal lain yang membuat balapan di Singapura terbilang sulit adalah kondisi cuaca yang sulit ditebak. Lap ke-25, hujan gerimis mulai turun dan membuat jalannya balapan sempat melambat.

Hal ini dimanfaatk­an baik oleh beberapa pembalap untuk mengganti ban dengan kompon yang lebih lunak. Loh kok tidak pakai ban basah? Para manajer tim menilai kalau hujan gerimis ini tidak akan lama, sehingga belum membutuhka­n ban basah dan lebih baik pakai kompon lebih lunak.

“Saya mencoba pakai (kompon) ultrasoft agar balapan bisa kembali pada ritmenya. Kami lebih awal melakukan pit supaya tidak tersusul pembalap yang memburu saya, tapi setelah saya keluar pit banyak pembalap rombongan belakang yang berada di depan saya, padahal mereka beda 1 lap,” tutur Lewis Hamilton, pembalap Mercedes AMG Petronas Motorsport.

“Saya pun terhalangi dan harus menyaksika­n mereka berduel, sambil berkata ‘ayolah biarkan saya lewat dan lanjutkan persaingan kalian sendiri’ lalu benar saya langsung mendahului mereka dan ternyata Max Verstappen (Aston Martin Red Bull Racing) sudah di depan saya,” tambah pembalap asal Inggris itu.

Beruntung bagi Hamilton, sebab Verstapen belum melakukan pit in. Apiknya strategi pit di Singapura juga berdampak pada manajemen waktu dan posisi. Hal ini terbukti pada persaingan posisi kedua antara Verstappen dengan Sebastian Vettel (Scuderia Ferrari F1 Team).

Verstappen yang sedang menuju pit exit saat Vettel sedang melintas. Alhasil keduanya bersebelah­an saat memasuki tikungan kedua dan Verstappen pun berhasil mencuri posisi kedua dari Vettel hingga selesai balapan.

“Tim bisa menghitung dengan tepat durabilita­s ban di Singapura. Juga masalah aerodinami­ka sejak sesi kualifikas­i pun teratasi. Senang bisa bersaing ketat untuk podium kedua karena yang saya kalahkan adalah seorang Sebastian Vettel,” ucap pembalap asal Belanda tersebut.

Penghitung­an usia ban harus tepat di suhu udara yang mencapai 34˚C dan suhu aspal sekitar 58˚C tersebut. Meski malam hari, kelembaban di Singapura mencapai 63% dan membuat mesin mudah panas, serta pembalap mudah dehidrasi.

Data penggunaan ban di Singapura biasanya digunakan untuk ronde pamungkas di Yas Marina, Abu Dhabi. Suhu aspal yang tidak begitu berbeda, tapi tingkat kelembaban yang lebih rendah bisa menjadi bekal mumpuni.

Awalnya, atlet untuk cabor Auto Gymkhana pada PON 2020 harus berasal dari atlet pemula yang tidak pernah ikut ajang profesiona­l seperti Kejurnas. Namun dikabarkan dari rapat yang dilakukan Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) kalau atlet pemula boleh berasal dari Kejurnas.

Hal ini guna mempermuda­h penjaringa­n bakat dan peslalom di daerahnya. “Lalu dari usianya pun diubah sekarang boleh jadi U-23 (di bawah 23 tahun) dan U-30 untuk kategori umum. Akan ada kelas perorangan dan kelas tandem yang nanti diperlomba­kan,” beber Ipung Hamzah, Waketum Olahraga Mobil (Aspal) IMI Jatim.

Lalu dalam waktu dekat, IMI dan KONI akan kembali rapat untuk merampungk­an regulasi teknis bagi cabor yang pertama kalinya digelar di PON ini. Misalnya dari merek mobil dan spesifikas­i teknis yang akan diperlomba­kan nantinya. ∫ DAB

 ??  ??
 ??  ?? Max Verstappen senang timnya punya strategi yang baik selama di Singapura singaporeg­p
Max Verstappen senang timnya punya strategi yang baik selama di Singapura singaporeg­p
 ??  ?? Hamilton kuasai posisi terdepan sejak awal balapan
Hamilton kuasai posisi terdepan sejak awal balapan

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia