Otomotif

Riding Position & Handling

-

Dengan postur jangkung khas besutan adventure, wajar jika joknya pun cukup tinggi, mencapai 860 mm. Makanya bagi Tester OTOMOTIF yang tingginya 173 cm dan bobot 64 kg ketika duduk di joknya dan kedua kaki turun, masih cukup jinjit. Padahal saat diduduki kedua suspensi sudah cukup amblas.

Setangnya yang model fatbar dan dibekali handguard cukup lebar, efeknya saat diraih membuat dada jadi membuka, dan karena jaraknya cukup jauh dari jangkuan, maka lengan jadi lurus. Oiya diameter handgrip termasuk kecil saat digenggam.

Posisi tangan yang membuka, membuat badan jadi lebih sigap untuk mengendali­kan motor terutama saat melahap medan yang tak tentu, kala berkendara di jalur berbatu dan tak rata.

Posisi kaki pun khas besutan adventure, santai dan cukup menekuk karena footstep agak ke depan. Dan posisi duduk secara keseluruha­n serasa badan masuk ke dalam motor, karena jok rendah ditunjang setang dan tangkinya yang tinggi. Posisi tersebut membuat jalan jauh jadi nyaman, karena punggung tegak sehingga duduk lama enggak lekas pegal.

Kenyamanan itu bukan cuma didapat dari posisi duduknya, tapi juga karena joknya empuk banget! Termasuk suspensiny­a khas besutan yang siap melahap segala macam kondisi jalan.

Saking empuknya suspensi, melindas polisi tidur serasa rata, hehee... Maklum saja jarak mainnya memang panjang banget, depan 204 mm dan belakang 219 mm. Sehingga ketika melintas di daerah Rumpin, yang mana jalan betonnya hancur akibat dilindas truk pengangkut batu pun rasanya tetap nyaman, karena badan enggak terguncang. Jadi motor serasa tetap jalan lurus, yang main naik turun kedua rodanya.

Dan kendati ban yang terpasang masih lebih cocok buat jalan aspal, gripnya tetap mumpuni enggak terasa licin. Tapi kalau di trek tanah tebal sih pasti nyerah, baiknya ganti yang memang untuk medan tanah.

Oiya suspensi depan pada unit yang dites model fix, sedang belakang bisa disetel pre-load dan rebound secara manual. Namun yang akan masuk Indonesia menurut Joe pakai Dynamic ESA, alias suspensi elektronik semiotomat­is yang bisa menyesuaik­an kondisi jalan layaknya varian R 1200 GS.

Bagaimana handlingny­a? Nah ini juga istimewa, nurut banget dan terasa ringan, padahal bobot basahnya mencapai 229 kg! Menurut Joe salah satu sebabnya dari rancangan sasis baru dan pemindahan tangki bensin. “Kalau F 800 GS tangki di tengah di bawah jok, kalau F 850 GS pindah ke depan, jadi distribusi bobot lebih bagus,” terangnya.

Dengan ukuran ban depan sempit, cuma 90/90-21 juga menyumbang feeling pengendali­an terasa ringan. Kelincahan juga ditunjang sudut belok setang yang lebar, jadi walaupun wheelbase mencapai 1.593 mm, namun radius putarnya termasuk sempit, pas banget ketika blusukan dan butuh belok di sudut sempit. Sementara roda belakang pakai ukuran 150/70R17 layaknya motor

adventure.

Cuma dengan ukuran ban sempit, memang jadi kekurangan saat melibas jalan aspal mulus dan mesti menikung kencang. Rebah belum terlalu ekstrem grip ban jadi sudah habis! Dan dengan suspensi yang sangat empuk, ngebut di jalan bergelomba­ng jadi terasa diayun-ayun. Maklum sih, karena dunianya memang lebih buat jalan gravel atau tanah, bukan

untuk kebut-kebutan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia