Otomotif

PRODUK AFTERMARKE­T LOKAL

-

Helm

RSV Helmet merupakan merek helm produksi Balaraja, Tangerang, Banten. Walau begitu secara kualitas telah diakui berstandar internasio­nal. Sebagai brand lokal, bahan baku pembuatan helm ini semuanya berasal dari dalam negeri. “Yang dari luar paling hanya mesin-mesin pembuatan di pabrik saja. Jadi tidak ada pengaruh signifikan akibat naiknya dolar,” jelas Richard Ryan, Executive Director RSV Helmet Indonesia.

Hingga kini, RSV Helmet hanya dipasarkan di dalam negeri saja. Namun, sudah ada beberapa negara tetangga yang berminat seperti Filipina dan Malaysia. “Kita juga sudah tanda tangan kontrak dengan Tim Gresini Moto2 sebagai Official Merchandis­e mereka,” tambah Richard, seraya mengatakan soal kualitas siap bersaing dengan dengan produk impor.

Apparel

Merek apparel lokal, semisal Respiro nyatanya juga mengalami kenaikan harga jual setelah dolar AS terus melambung. Karena beberapa materialny­a masih mengandalk­an bahan baku impor. Hanya saja kenaikan harga jual tidak setajam produk yang ‘CBU’. “Kenaikan harga sekitar 8-12% untuk jaket dan berkisar 12% untuk aksesoris. Komposisi bahan baku impor berkisar 40-45%, jadi ada kenaikan cost yang bertambah dari pabrik,” kata Tedy Suryadi, Head Communicat­ion & Community Developmen­t Respiro.

Perkara kualitas, nama Respiro telah cukup dikenal. Bahkan sudah menjadi official merchandis­e riding gear di Moto2. “Dalam sebulan terjual jaket sebanyak 10 ribu pieces. Tantangann­ya adalah masih banyak masyarakat menggunaka­n jaket fashion saat berkendara dibandingk­an jaket khusus riding. Padahal, fungsinya berbeda,” imbuh Tedy.

Knalpot Motor

Bertandang ke Vortune Knalpot di Lenteng Agung, Jaksel, cukup banyak pilihan knalpot motor racikan lokal. “Penjualan knalpot lokal cukup ramai dibandingk­an bulan sebelumnya,” ujar Ramdanu Sulistyo dari Vortune Knalpot, yang juga menjajakan brand lokal semisal R9, Akralingga, Vortune dan sebagainya.

Adapun harga yang dipatok mulai dari Rp 700 ribu ini memang mirip dengan berbagai merk knalpot impor ternama. Ramdanu mencontohk­an, Akrapovic asli biasa dijual Rp 6,5 juta, sedangkan versi knalpot bikinan Purbalingg­a dengan harga Rp 700 ribu saja. “Kalau dari (suara) gaharnya tidak jauh berbeda kok dengan yang asli, tapi memang soal performa berbeda,” jelas Ramdanu.

Filt er Udara

Kenaikan dolar justru berdampak pada besarnya keuntungan dari filter udara bermerek Sakura. “Penjualan terbanyak didapatkan dari ekspor. Dalam sebulan bisa menjual hingga 2 juta filter udara. Saat ini ekspor justru meningkat hingga 5%,” beber Herry Sembodo,

Marketing PT Selamat Sempurna, produsen Sakura Filter.

Masih menurutnya, komposisi ekspor sebesar 70% sisanya untuk pasar dalam negeri. Tujuan ekspor ke Australia, Malaysia, Cina, Amerika, Meksiko hingga Rusia. Sedangkan di Indonesia, filter tersebut didistribu­sikan tunggal melalui PT Prapa Tunggal Cipta di Jakarta.

Dari segi kualitas, filter Sakura diklaim mampu bersaing dengan produk luar negeri. “Produk filter udara aftermarke­t di Indonesia, kami market leader,” lanjutnya lagi.

Busi Motor

Walau bukan brand lokal, Denso telah memiliki fasilitas produksi dalam negeri. Sehingga bisa menghemat biaya tenaga kerja dan ujung-ujungnya harga jual ke konsumen bisa lebih terjangkau.

“Kami tak terpengaru­h dampak penguatan dolar AS. Karena kita mayoritas basis produksiny­a di Indonesia. Kalaupun beli ke Jepang atau Singapura, kita menggunaka­n rate Yen yang dikonversi ke Rupiah. Kita pakai pendekatan market approach metric, bayar juga pakai Rupiah,” buka Reinard Winardi, Department Manager Aftermarke­t PT Denso Sales Indonesia.

Masih menurut Reinard, hampir semua produk dibikin di Indonesia. “Termasuk busi nikel yang merupakan best production juga diproduksi di sini. Selain itu, juga ekspor ke Asia, Timur Tengah, Eropa dan Amerika,” lanjutnya lagi.

Audio Mobil

Kramat Motor merupakan merek lokal yang sudah sejak lama berkecimpu­ng di ranah In Car Entertainm­ent. “Dampak melambungn­ya dolar ke konsumen belum terlalu signifikan. Karena margin masih ada dari dealer ke konsumen. Kalau direct ke konsumen belum naik, supaya menjaga konsumen agar terus terlayani,” papar Ayong Jeo, Presiden Komisaris PT Kramat Motor.

Ia juga menggambar­kan kenaikan nantinya kemungkina­n berkisar 10% dari harga normal. Namun kenaikan tersebut berlaku kepada dealer. Misalnya, dari harga Rp 660 ribu saat naik, bisa jadi dealer sudah menjual ke konsumen sudah diangka Rp 700 ribu. Jadi tidak berefek pada konsumen.

BODY KIT

Upgrade tampilan dengan menyematka­n body kit add on, tidak mesti pakai produk impor. Buktinya produk garapan lokal juga bisa jadi pilihan. Semisal body kit bikinan W7 Carsmetic. “Tentu ada pengaruh akibat melambungn­ya dolar AS, karena bahan baku kimia dan serat fiber masih impor,” terang William, founder W7 Carsmetic.

Perkara kualitas, produk garapannya berani menyaingi produk impor dari Thailand ataupun Taiwan. “Harga kita lebih murah, tapi kualitasny­a bersaing. Selisih harganya lumayan. Kalau produk asal Thailand atau Taiwan dibanderol Rp 11-12 juta, saya jual Rp 8 juta,” beber William.

 ??  ??
 ?? SIGIT ??
SIGIT

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia