TERASA MURAM DI BURIRAM
Asia Talent Cup Putaran 4, Thailand
Jika Asia Talent Cup (ATC) berkompetisi di sirkuit Buriram, Thailand, pembalap Indonesia selalu mencuri perhatian. Sebab di sirkuit ini, pembalap seperti Mario S.A pernah “bersekolah” di ajang Thailand Talent Cup ( TTC) tahun lalu.
Membesut Honda NSF250R di sirkuit sepanjang 4,554 km sudah terbiasa bagi Mario dan juga M. Adenanta. Pada ronde kedua yang juga digelar di sirkuit Buriram, pembalap Indonesia masih berhasil meraih podium lewat Mario dan Afridzasyach Munandar.
Pembalap Indonesia pun terus menyumbangkan piala di setiap ronde. Namun ATC ronde 4 di Buriram akhir pekan lalu (6-7/10) berbeda, tidak ada bendera merah putih berkibar di podium. Setiap jagoan dari Indonesia punya masalahnya sendiri. Seperti yang dialami Mario yang asli Magetan, Jatim.
Ia terjatuh pada awal balapan pertama dan tidak menyelesaikan balapan. Ia pun berniat membalas kesalahannya pada balapan kedua. “Tapi start saja sudah kurang mulus dan membuat saya tertinggal dari posisi terdepan,” lirih Mario.
“Untungnya saya bisa memanfaatkan kesalahan pembalap lain di tikungan terakhir dan finish posisi 5. Tapi itu masih jauh dari target pribadi saya yang mengejar kemenangan di Buriram,” tambah pembalap 14 tahun tersebut.
RITME FLUKTUATIF
Gaya balap yang apik juga ditunjukkan oleh Afridzasyach pada balapan kedua. Ia kerap bersaing untuk posisi terdepan, hingga melakukan kesalahan fatal. Pembalap asal Tasikmalaya, Jabar itu salah menghitung sisa lap dan melakukan selebrasi kemenangan saat ia berada di posisi terdepan, padahal itu baru memasuki lap terakhir.
“Karena itu konsentrasi saya buyar dan kehilangan posisi terdepan. Padahal saya optimis sekali dengan hasil yang bisa saya raih di balapan kedua dan akhirnya saya harus rela finish di posisi 8,” sedih Afridza. Namun, meski tanpa podium sebagian besar pembalap Indonesia di ATC semua finish di 10 besar.
Walaupun tidak puas karena gagal podium, bisa mencatatkan waktu yang lebih tajam dan bersaing untuk podium saja sudah dianggap hasil dan perkembangan yang baik. Misalnya yang didapat Lucky Hendriansya.
“Bisa bersaing di posisi terdepan sudah menjadi perkembangan baik bagi saya, meski sempat kehilangan ritme dan harus kehilangan posisi di depan. Tapi ini jadi modal bagus untuk saya yang akan balapan lagi di ATC Motegi (Jepang),” kata pembalap yang biasa disapa Lucky Kaddi itu.
Seperti yang dikatakan Lucky, para pembalap ATC akan disibukkan dalam sebulan mendatang. Mereka akan menjalani 2 ronde terakhir di Jepang dan Malaysia dalam waktu yang berdekatan. Bisa kah pembalap Indonesia amankan gelar juara umum ATC 2018? • DAB