Otomotif

OGIER DAPAT MUNTAHAN

WRC Putaran 11, Inggris

-

Dayinsure Walles Rally Great Britain jadi putaran 11 dari 13 dalam rangkaian World Rally Championsh­ip (5-7/10). Menjadi salah satu putaran yang dinanti oleh para pereli dan juga penonton. Karena reli Inggris ini menampilka­n perjuangan dan trek yang apik dari para peserta.

‘Bermain’ di lintasan gravel yang tak biasa membuat para tim harus benar-benar bersiap dengan segala kondisi. Selain lintasan, peserta juga harus mengantisi­pasi cuaca. Karena bukan tidak mungkin, hujan bisa turun yang membuat lintasan basah dan sangat licin. Ditambah, kabut juga terkadang menyelimut­i lintasan, menambah ketegangan peserta.

APES

Melihat keadaan seperti itu, tim harus benar-benar berhitung secara matang supaya bisa mengantark­an pereli meraih podium. Bahkan, tak jarang sudah dengan perhitunga­n matang, pereli bisa tidak finish karena mengalami kendala.

Nasib apes menimpa tulang punggung Toyota Gazoo Racing WRT, Ott Tanak/martin Jarveoja. Sampai dengan special stage (SS) 15, pereli muda berusia 30 tahun ini memimpin keseluruha­n lomba. Jaraknya cukup jauh, yakni 41,9 detik dibanding posisi 2 yang ditempati oleh Sebastien Ogier (M-sport Ford WRT).

“Saya sudah yakin akan menjuarai reli Inggris ini. Kembali mempersemb­ahkan podium dan point bagi tim dan diri saya sendiri. Toyota Yaris yang saya pakai, sangat menunjang itu,” ucap Ott yang kelahiran Karla Parish, Estonia.

Sayangnya, keyakinan Tanak tak bisa diwujudkan. Dirinya harus berhenti di SS 16 karena kerusakan mekanis. Lebih apes, garis finish tinggal berjarak 4 kilometer lagi. Bahkan sampai selesai lomba, tim masih belum menemukan kerusakan yang dialaminya.

“Mereka belum tahu secara pasti apa yang terjadi. Saya rasa, pertama kali mereka kehilangan sump guard, kemudian merusak radiator dan terakhir kehilangan water pressure. Ini menjadi kekecewaan yang sangat besar,” komentar Tommi Makinen, Team Principal Toyota Gazoo Racing.

Sump guard merupakan dek pelindung mesin yang ada di tepat di bawah mesin. Berfungsi melindungi mesin, bak penampunga­n oli dan lainnya dari hantaman benda-benda keras.

Dengan ‘mundurnya’tanak dari pucuk pimpinan, persaingan 4 peserta lainnya menarik disimak. Sebab, jarak antar 4 peserta tersebut sangat rapat. Yang diuntungka­n dari mundurnya tulang punggung Toyota jelas Ogier. Tinggal mempertaha­nkan ritme lomba, maka podium bisa diraih.

“Perjuangan yang sangat berat mulai sejak awal. Terus memberikan tekanan untuk selalu berada di depan, tapi tetap tidak bisa berjalan baik. Tanak, untuk lomba kali ini sangat bagus, mengejarny­a nyaris tidak mungkin. Sayang, dia harus berhenti sebelum benar-benar selesai,” ucap Ogier.

Ternyata, perjuangan pereli yang pakai Ford Fiesta WRC tersebut tidaklah mudah. Terlihat dari SS 16 hingga 23, Ogier hanya mampu 3 kali menjadi yang tercepat. Beberapa kali dikalahkan oleh pereli Toyota.

“Pagi yang sangat sulit dihadapi. Saya tidak mendapat perasaan yang baik dengan dua stage pertama di Minggu ini, jadi saya tidak bisa push. Toyota sangat kuat di sini, tapi kami akan terus memberi yang terbaik. Menghadapi trek yang cukup licin, jelas ada penyesuaia­n pada mobil,” ungkap Ogier.

Terbukti dengan tekanan yang diberikan Ford Fiesta. Meski jarang yang tercepat, namun karena akumulasi waktu yang dikumpulka­n, secara keseluruha­n pereli berusia 34 tahun tersebut mampu menjadi peraih podium utama. • toncil

 ??  ?? Ott Tanak apes karena harus berhenti setelah memimpin sejauh 41 detik Sebastien Ogier mampu menjadi juara meski jarang jadi yang tercepat
Ott Tanak apes karena harus berhenti setelah memimpin sejauh 41 detik Sebastien Ogier mampu menjadi juara meski jarang jadi yang tercepat

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia