Otomotif

PERNAH JADI OFFICE BOY

-

Nama aslinya memang Bernarus Yosep Te Victoria, namun Jos Oren terlanjur populer di kalangan retromania. Nah, Jos Oren juga termasuk sohor di kalangan para pencinta mobil retro.

Ia mengoleksi banyak, alias punya ‘peternakan’ Toyota Corolla lawas dan beberapa model mobil retro lainnya. Salah satu ciri khas mobil Jos Oren, pasti ada warna oranye di bagian bodi mobilnya.

Beberapa hari lalu, OTOMOTIF bertemu dengannya yang baru saja membuat buku berjudul IM JONGOS. “Buku ini ceritanya merupakan dokumentas­i satu episode kehidupan saya, dari bekerja sebagai office boy hingga titik sekarang sebagai pengusaha,” jelasnya.

Buku setebal 175 halaman lebih ini memang inspiratif. Dalam buku yang diterbitka­n PT. Elex Media Komputindo ini, ia mengisahka­n kehidupann­ya dari sejak sekolah, lulus SMA mencari pekerjaan di Jakarta hingga akhirnya mendirikan beberapa perusahaan.

“Datang ke Jakarta, enggak bawa bekal banyak, cari pekerjaan dapatnya office boy di Antv,” ingat Jos. Hingga kini, Jos Oren masih memegang falsafah hidup ayahnya, yakni, “Urip iku sak madya wae, dilakoni wae, artinya hidup itu sewajarnya saja dijalani saja.”

Untuk membiayai hobi dan koleksi mobil-mobil retronya, kini Jos Oren memiliki beberapa perusahaan dengan konsep digital, yakni Numotion, Numedia, Digital Signage dan Go-line.

Lewat bukunya ini, ia juga berbagi tips mengembang­kan bisnis gayanya. Jos Oren bercita-cita saat usianya menginjak 45 tahun, Jos ingin pensiun dari segala hiruk pikuk pekerjaan.

Mantap! • Rendy

Setiap berlangsun­g di Indonesia, pembalap dengan jumlah wildcard terbanyak di Asia Road Racing Championsh­ip (ARRC) selalu datang dari kelas Underbone 150 cc (UB150). Selain biaya riset dan ‘membangun’ motor yang lebih murah, juga bisa menjadi bekal bagi pembalap belia mengenal ketatnya persaingan di Asia.

Tahun ini ronde ke-5 ARRC di sirkuit Sentul, Jabar (13-14/10) ada 5 pembalap Indonesia wildcard. Mereka adalah Agung Fachrul, Reza Pahlevi, Rizal Feriyadi, Wahyu Nugroho, dan M Roby Sakera. Uniknya, para pembalap ini berkompeti­si dengan lebih prima dibandingk­an dengan pembalap reguler.

Wahyu Aji Trilaksana ( Yamaha Racing Indonesia) mengalami masalah mesin di kedua race yang membuatnya gagal meraih podium di depan penggemarn­ya. “Untuk race pertama, saya tidak bisa melanjutka­n start karena ada kendala teknis pada motor. Padahal dari catatan waktu di sesi warm up cukup tajam, cukup untuk bersaing dengan barisan terdepan,” ungkap Wahyu yang start dari grid 18.

TANPA BEBAN

Pada balapan kedua (14/10), tim satelit YRI, Yamaha Yamalube SND Factory juga gagal mengulang kesuksesan. Gupito Kresna yang meraih podium di balapan pertama harus terjungkal pada balapan kedua, pun dengan rekan setimnya, Syahrul Amin.

Tekanan balap di negara sendiri memang selalu lebih besar bagi para pembalap reguler. Tak pelak membuat pembalap wildcard bisa tampil tanpa beban. Seperti Wahyu Nugroho yang wildcard di Yamaha Racing Indonesia.

Ini pertama kalinya pembalap 13 tahun itu berkompeti­si di kancah Asia. “Dikabarkan setelah final Yamaha Sunday Race dan coba-coba sedikit pas test bawa Jupiter Mx-king di sirkuit Sentul. Target saya di sini cuma dapat point dan pengalaman balap Asia saja soalnya,” tutur Wahyu.

Demikian juga dengan Agung Fachrul yang wildcard bersama tim Orbit NSD CNC Porting. Ia menang pada balapan pertama dan podium dua saat balapan kedua. Padahal, timnya baru pertama kali turun di ajang road race.

“Motor ini (Honda Supra GTR, red) baru dibuat untuk UB150 seminggu sebelum balapan. Saya baru coba pas sesi latihan pertama. Ini sekalian riset untuk spare part balapnya Supra GTR, jadi harus push supaya tahu batasnya,” kata pembalap yang biasa dipanggil Agung Didu itu.

“Nah, setelah tahu mesinnya kuat dan kondisi bagus ya saya coba untuk fight di posisi depan. Pengalaman balap di Asia (Asia Talent Cup), jadi sudah terbiasa slipstream­ing dengan motor- motor kecil,” tambahnya.

Karena Agung yang cukup kuat di Sentul, ia bisa menahan pembalap Malaysia, Md. Helmi Azman (SCK Rapido Hi Rev Honda Racing) untuk mengunci gelar juara Asia UB150. Alhasil, perebutan gelar akan berlangsun­g di ronde terakhir di Buriram, Thailand Desember mendatang.

Namun kesempatan untuk pembalap Indonesia, Wahyu Aji meraih gelar sudah pupus karena ia sudah tertinggal lebih dari 70 angka.

Tetap semangat masbro, masih bisa dapat 3 besar.• DAB

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia