KEJUTAN DI KAMPUNG 1177 HALAMAN
5, Indonesia ARRC AP250 Putaran
Di OTOMOTIF edisi lalu, sempat dibahas peluang Rheza Danica (Astra Honda Racing Team) untuk menjadi juara Asia Road Racing Championship (ARRC) kelas Asia Production 250 (AP250) di sirkuit Sentul, Jabar (1314/10). Peluangnya, Rheza bisa jadi juara Asia asalkan rekan setim dan juga rival utamanya, Mario S.A jatuh atau gagal finish di satu balapan.
Benar saja, Mario terjatuh di lap kedua balapan pertama. Selisih angka yang tadinya 20 point menjadi 45 point. Rheza jadi hanya butuh finish 2 posisi di depan Mario pada balapan kedua. Eh, benar saja Mario yang cedera ringan kembali terjatuh dan gagal menyelesaikan balapan.
Rheza pun finish di posisi kedua dan akhirnya pembalap asal D.I Yogyakarta itu langsung mengunci gelar juara Asia. “Bisa mengunci gelar juara AP250 saat home race memang tidak diduga. Sebab kalau balapan di Indonesia semua pembalap Indonesia akan tampil lebih kuat, makanya tekanan balap di Sentul selalu lebih tinggi,” tuturnya.
DATANGNYA TEKANAN
“Saya sempat menyayangkan Mario tidak bisa tampil maksimal dan gagal meraih point, biarpun kita satu tim tapi rivalitas di trek tetap ada,” sambung pembalap berjuluk The Silent Boy tersebut. Setelah Mario jatuh, perlawanan datang dari Andy Muhammad Fadly (Manual Tech KYT Kawasaki Racing) dan juga Rafid Topan Sucipto ( Yamaha Yamalube KYT TJM WR Super Battery).
Fadly dan Topan meraih podium ketiga di balapan pertama dan kedua. Terlalu memaksa kerja ban, menjadi kendala mereka bisa mengejar para pasukan AHRT. Padahal, keduanya juga bisa bersaing untuk posisi pertama sejak balapan mulai.
“Target saya di ARRC Sentul ini memang untuk bisa meraih kemenangan. Bisa beberapa kali memimpin balapan saja sudah bagus karena saya kalah kondisi ban, makanya coba tahan di posisi ketiga. Syukur Alhamdulillah masih bisa podium di negara sendiri,” ujar A.M Fadly.
Selain berpeluang mengunci gelar juara pembalap Asia, juara tim pun juga direngkuh AHRT di hari yang sama. Selisih angka dengan tim Yamaha Thailand Racing yang sudah jauh sebelum ronde Indonesia, memang membuat peluang AHRT jadi tim juara lebih terbuka.
“Kami menargetkan tim bisa jadi juara lebih cepat, kalau bisa di Indonesia, di depan para penggemarnya. Target itu bisa tercapai dengan baik karena pembalap kami (Rheza Danica) juga sudah menjadi juara Asia sekarang,” kata Toshiyuki Inuma, Presiden Direktur PT. Astra
FOTO: F.YOSI
Honda Motor (AHM).
Satu ronde terakhir akan diselenggarakan di sirkuit Buriram, Thailand pada (1-2/12) mendatang. Gelar juara tim dan pembalap sudah direngkuh lebih awal, mengejar target apa lagi dong? “Harus tetap bisa menang dan podium, supaya akhir musim tetap ditutup dengan prestasi,” pungkas Rheza optimis. • DAB
Usai dinyatakan akan berkompetisi secara penuh di Moto2 World Championship musim 2019, dewi fortuna masih menaungi Dimas Ekky Pratama. Pembalap Astra Honda Racing Team (AHRT) itu meraih podium tiga saat balapan pertama di ronde ke-6 CEV Moto2 di sirkuit Albacete, Spanyol (14/10).
Memulai balapan dari grid ke-6, Dimas sudah merasakan akan ada peluang baginya untuk meraih podium. “Saya ada perkembangan dari catatan waktu jika dibandingkan dengan Albacete tahun lalu. Saat tahu kondisi akan hujan, kami langsung menebak settingan yang tepat untuk balapan,” katanya.
Benar saja, hujan turun sesaat setelah balapan dimulai dan kian deras saat balapan berlangsung. Tebakan tim pun tepat untuk mengubah setting suspensi. Dimas cukup nyaman saat balapan dan berhasil mendahului satu-persatu lawannya.
Hingga menyisakan 4 lap, pembalap berjuluk ‘ The Red Forehead’ itu sudah berada di posisi ketiga dan mengejar 2 lawannya, Xavier Cardelus ( T. Stylobike) dan Hector Garzo ( Team Wimu CNS). Jarak kian mendekat dan dirinya puas bisa mendapatkan posisi ketiga. “Ini merupakan target tim tahun ini dan sudah berhasil terpenuhi,” ujarnya.
Pada balapan kedua, hujan deras tidak bisa dibendung. Ayah dari Ishana itu bahkan sempat memimpin jalannya lomba. Namun posisi 5 yang ia dapat sebelum bendera merah dikibarkan menjadi posisi yang diraih untuk balapan kedua.
“Sayang sekali balapan dibatalkan, padahal saya sudah berada di posisi terdepan. Tapi dinyatakan finish di posisi kelima tidaklah buruk karena motor sudah dipersiapkan dengan baik oleh tim untuk segala kondisi,” pungkas pemilik nomor start 20 itu
Diperkenalkan di Silverstone, Inggris, Envision Virgin Racing tetap mengandalkan Sam Bird sebagai pembalap utamanya di Formula E musim ini. Ia akan memiliki rekan baru, Robin Frijns yang tahun lalu masih berseragam Andretti Motorsport.
Tidak banyak ekspektasi yang dipaparkan tim berkelir ungu ini. Mereka hanya berusaha tampil sebaik mungkin dan cepat beradaptasi. Ini karena mereka terbilang sukses di 2016/2017 dan berusaha mengejar juara dunia di tahun berikutnya. Bukan gelar yang didapat, justru kemerosotan prestasi yang datang.
“Tim sudah bekerja sangat baik untuk mempersiapkan segalanya musim ini, saya tidak ingin menggagalkan ekspektasi mereka tahun ini yang sudah sering membawa saya ke podium. Lebih baik berkompetisi sebaik mungkin tanpa beban,” ujar Sam Bird.