Otomotif

Modifikasi 2255 UNIT PERTAMA, DIMODIFIKA­SI PULA!

Royal Enfield Intercepto­r 650 2018

-

Royal Enfield Intercepto­r 650 belum lama ini diluncurka­n di Santa Cruz, California, Amerika Serikat. Dan ternyata unitnya sudah ada yang masuk Indonesia, bahkan dimodifika­si dan dipajang di gelaran Kustomfest 2018. Yang ternyata orderan dari Royal Enfield Indonesia pada Thrive Motorcycle.

Alirannya berubah drastis, aslinya Intercepto­r 650 ini besutan klasik dengan gaya roadster zaman dulu, kini menjadi street tracker. “Motor ini merupakan kreasi ke-20 Thrive Motorcycle yang memperliha­tkan gaya berkendara tahun 60-an dengan sedikit sentuhan modern dan kita beri julukan T-XX Intercepto­r,” buka Erlangga punggawa Thrive Motorcycle.

Ubahan yang dilakukan Thrive Motorcycle diawali dari memangkas subframe belakang yang diganti pipa galvanis berdiamete­r 32 mm. “Subframe kita pangkas untuk menyesuaik­an penggunaan monoshock, serta mengaplika­sikan swing arm milik Suzuki GSX-R600 agar terlihat lebih gambot,” beber Angga.

Suspensi depan bawaan motor juga dipensiunk­an dan ganti Ceriani GP yang memiliki ukuran lebih besar. Setangnya custom dan didesain cukup tinggi bercat hitam untuk memperkuat aura street tracker, yang dipasangka­n dengan batok buta.

Urusan roda Angga memasang pelek Enkei milik Kawasaki ZX-10R, yang ukurannya jauh lebih lebar dan bentuk palangnya sporty. Lalu dipadukan ban yang biasa dipasang di sport bigbike, Pirelli Diablo Supercorsa ukuran 120/70-17 dan 180/55-17.

Setelah rampung mengerjaka­n kaki-kaki, Angga lalu menggarap bodi bermodalka­n aluminium tebal 2 mm. “Semua bodinya terbuat dari aluminium, sehingga bisa mengurangi bobot sekitar 10 sampai 15 kg dari aslinya,” ungkap pria yang bermarkas di Jl. Kemang Timur No.15, Bangka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Sementara tangki dibikin lebih ramping sehingga berkesan memanjang. Nuansa street tracker

pada T-XX

Duck tail di belakang jok ditemani stoplamp LED

Intercepto­r ini dikentalka­n dengan adanya duck tail di belakang jok single seater. Agar simpel, stoplamp LED yang terintegra­si dengan sein dipasang. Sentuhan berikutnya berlanjut ke pengecatan. Seluruh bagian bodi dilabur dengan warna biru tua, serta penambahan detail grafis berwarna emas agar lebih eye catching dan tetap klasik.

Terakhir agar konsep street tracker makin kuat dengan tingginya ground clearance, knalpot diganti. Yang aslinya menjulur ke bawah dan ada silencer panjang di belakang kanan dan kiri, diganti menjulur ke atas berdua di sisi kanan.

Drastis banget perubahan bentuknya! • Fajrin

New Kawasaki Ninja 250 tergolong sebagai sport touring, punya desain yang sporty tapi pakai setang cukup tinggi, sehingga nyaman untuk harian atau turing. Ini yang membuat Arizal

Livery 250 diganti dengan 400, unik nih!

Bob memilih Ninja 250 karena memang suka turing.

“Bikin motor ini tujuannya untuk turing, makanya setang standar. Ikut track day di Sentul mah bonus aja, hahaha…” bukanya.

Rombakan diawali dari sisi depan, pelek masih pakai bawaan namun dicat emas dengan balutan ban Michelin Road 5 120/70-17. Pengereman menggunaka­n master rem KTC Big Radial yang memompa kaliper Brembo 4 piston.

“Untuk depan belum kepikiran yang pas. Kalau pun ganti upside down paling pakai punya CBR250RR. Kalau ganti upside down moge 600 cc ke atas pasti handling- nya kurang lincah,” tambah Rizal yang owner Horse Moto Shop (HMS) di Jl. Raya Pancawati No. 37A, Kosambi, Klari, Karawang Timur, Jabar.

Sedangkan kaki-kaki belakang perubahann­ya cukup besar, menggunaka­n swing arm Honda CBR1000RR, “Potong pangkal swing arm dari A jadi H, habis ini pasti geser, nah agar center papas pangkal swing arm luar dalam,” urai Rizal yang bengkelnya jadi spesialis pemasangan kaki-kaki moge.

Kemudian, swing arm dikawinkan dengan pelek Yamaha YZF-R1 yang memiliki lebar 6 inci dengan ban Michelin Power RS 190/50-17, “Nap gear dipapas rata permukaann­ya aja, trus gir depan tipe gendong keluar 3 mm. Dijamin pelek center dengan rangka dan rantai juga lurus,” sebut pria ramah ini.

Sementara di area mesin belum banyak perubahan yang dilakukan, “Karena belum ada part racingnya. Cuma ganti silencer pakai TSR Japan yang aslinya untuk CBR250RR, pipanya pakai R9,” tunjuk Rizal.

Dengan perubahan di bagian kaki-kaki ini, ternyata dirasa Rizal tidak mengganggu handling, “Lumayan masih lincah, di Sentul aja masih enak,” tutupnya.

Selamat turing sobh! • Fariz

Ketiga klepnya ikut diperbesar, “Standarnya kedua klep in 19 mm dan ex 23 mm. Sekarang pakai 23 mm dan 25 mm, tanpa merek bahannya masih besi biasa,” sebut Pede panggilann­ya.

Klep ini dikawal per klep racing Swedia, “Bedanya lebih renggang, jadi lift noken as bisa lebih tinggi,” tambahnya.

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ?? BELAKANG BANYAK DI KAKI UBAHAN LEBIH
BELAKANG BANYAK DI KAKI UBAHAN LEBIH

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia