Tips Beli Mobil Baru Buat Kaum Milenial
Kaum milenial tidak dianjurkan membeli mobil baru jika tak mau rugi. Lah kok bisa? Alasannya membeli mobil baru hanya akan menghabiskan lebih banyak uang. Hal ini diungkap oleh David Bach, miloner sekaligus seorang penulis buku-buku bertema keuangan asal Amerika Serikat. “Secara realistis, ini akan menghabiskan banyak uang dan satusatunya keputusan finansial terburuk yang dilakukan milenial,” ujar David.
Masa sih? Kemudian Ia memaparkan alasannya. Pertama, depresiasi atau penyusutan nilai mobil biasanya turun 20%-30% dari harga baru, yang dihitung pada tahun pertama. Apalagi kalau belinya nyicil, kemudian uang buat bayar DP ( Down Payment) kudu meminjam. “Mengapa Anda meminjam uang untuk membeli aset yang nilainya langsung turun hingga 30%?” sambung David.
Dirinya pun mengamini bahwa keuntungan memboyong mobil baru, maka bisa mendapatkan mobil berkilau dan harum. Namun Ia lebih menyarankan beli mobil bekas (mobkas) yang usianya muda, yakni berkisar dua sampai tiga tahun kebelakang. “Mobil itu masih terlihat baru dan bisa mendapat diskon hingga 30% dari harga asli,” katanya menganalisa.
Selain itu Ia pun menghitung pengeluaran yang dihabiskan per tahun ketika membeli mobil baru. Termasuk membayar cicilan bulanan, asuransi, biaya operasional dan biaya lainnya. “Tanyakan lagi kepada diri sendiri apa Anda benarbenar membutuhkan mobil bagus atau ingin membeli mobil lebih murah yang mungkin sedikit lebih tua tahunnya tapi tetap masih bisa digunakan?” sambungnya lagi.
Nah, sebelum menyimpulkan pendapat David Bach, perlu dikaji mengenai gaji yang diterima dari obyek individu yang dimaksud David. Pasalnya besaran gaji mempengaruhi daya beli yang ujung-ujungnya kemampuan membayar angsuran bulanan. Oke, kita simulasikan saja, berdasarkan perhitungan dari masing-masing pos pengeluaran.
Pendapat David Bach, belum tentu semuanya benar. Beli mobil baru maupun beli mobkas, keduanya punya sisi plus dan minus. Semestinya tidak dipukul rata, namun dihitung berdasarkan kondisi finansial merujuk pada simulasi terperinci. Ambil contoh, gaji milenial berkisar Rp 7-10 juta.
Yuks mari kita hitung.