DEPRESIASI HARGA, TETAP MASIH UNTUNG
David mengatakan depresiasi atau penyusutan nilai dari sebuah mobil baru berkisar 20%-30% pada tahun pertama. Hal ini mungkin benar adanya, namun tetap saja jika perawatannya benar serta unitnya punya resale value yang baik, maka jika dijual kembali nilainya tetap menguntungkan.
“Saya punya pengalaman teman. Dia beli mobil baru jenis SUV sekitar Rp 425-430 juta, dipakai 5 tahun. Kemudian dijual Rp 320 juta, selisih 100 jutaan dari harga baru. Kalau dibandingkan pakai taksi online, 5 tahun habisnya sama Rp 100 juta. Nah dia menang mobil baru, serta gengsinya dapat,” papar Bambang Prastyanto, Deputy Director Corporate Secretary BCA Finance.
Bambang melanjutkan, depresiasi senilai tersebut dalam rentang 5 tahun masih terbilang menguntungkan. “Kalau di Indonesia, umumnya depresiasi sebesar 20% per tahun, tahun kedua dan seterusnya pun sama 20%. Masuk di tahun kelima penyusutan nilainya berhenti, mengikuti harga pasaran,” lanjut Bambang.
Masih menurutnya, saat ini banyak persepsi salah terkait pembelian mobil baru. Terutama bagi yang terbius DP murah. “Bagi milenial, jangan ambil DP kecil. Karena angsurannya lebih mahal, pokok hutang lebih besar. Itu akan mempengaruhi kalau dijual kembali. Jadi yang wajar DP agak besar, angsurannya kecil. Saat dijual harganya tidak jatuh,” imbuh pria ramah ini.
Membeli mobil baru juga diuntungkan, pasalnya sobat tak perlu khawatir terkait servis berkala. Jaminan dari pabrikan umumnya mencakup garansi mesin dan ketersedian suku cadang. “Bagi milenial yang enggak mau repot, cocok beli mobil baru, karena servis berkala 5 tahun pasti dijamin. Konsumen used car adalah orang-orang yang ngerti mobil, ngebengkel sendiri, modifikasi dan lain sebagainya,” beber Bambang.