Otomotif

PERANG MESIN GENERASI DUA

Kejurnas Speed Off-road Putaran 3, Banten

-

Para peserta speed off-road sudah paham kalau grup 4 merupakan kelas ‘neraka’. Selisih waktu antar peserta terbilang sangat rapat. Tanpa disadari, kelas ‘neraka’ akan bertambah lagi, yakni grup 3. Pada grup ini diisi mobilmobil dengan mesin berkapasit­as 1.600 cc-2.500 cc. Cikal bakal ‘neraka’ kedua ini sudah terlihat di ajang kejurnas speed off-road putaran 3 di Tembong, Serang, Banten (27-28/10).

BEDA ALASAN

Bisa disebut demikian, karena perlahan-lahan para peserta mulai beralih ke pilihan mesin. Jika sebelumnya,‘pertanding­an’mesin antara Suzuki 1.600 cc dengan Toyota 1.600 cc dan Toyota 2.000 cc. Kini sudah mulai bertambah dengan mesin Honda 2.400 cc yang diwakili oleh K24.

Hebohnya penggunaan mesin K24 ini diawali keikutsert­aan Arief Indiarto di kelas G3.2 yang menanam di Jeep Cherokee.

Pada event putaran 3 tersebut, pengguna K24 terus bertambah. Tercatat ada Arief Indiarto (Jeep Cherokee), Adi Indiarto (Jeep Cherokee), Fawaz Salim (Honda HR-V tubular), Alpian Piuk (Suzuki Vitara tubular) dan beberapa peserta lainnya. Secara total, ada sekitar 6-7 peserta yang mengandalk­an mesin tersebut. “Sebenarnya saya pakai K24 itu sudah lama, sudah lebih dulu dibanding Opa (panggilan Arief Indiarto, red). Tapi proyek itu sempat terhenti. Nah, sekarang kita pakai dan hidupkan lagi K24 ini karena sudah mulai andy bisa fokus,” ucap Alpian Piuk, peserta asal Sumsel ini.

Menarik mencermati R alasan Piuk, panggilann­ya, memilih K24 ini. Pembalap yang juga senang adventure off-road ini sebelum memilih mesin, melihat sejarah dan penggunaan mesin tersebut. “Kita lihat mesin ini terpasang di mobil apa. Selain itu, kita cek juga mobil-mobil yang pakai mesin ini punya keluhan atau tidak. Setelah saya cek dan bandingkan K24 memang patut dipilih,” ucapnya. Sayang, karena menjadi ‘pendahulu’ di K24, dirinya mendapati harga mesin tersebut masih cukup mahal.

Berbeda lagi alasan dari Arief Indiarto dan Adi Indiarto. Mereka menyebut kalau harga mesin yang terjangkau menjadi salah satu pilihannya. “Selain itu, dalam keadaan standar, mesin ini sudah kencang. Untuk saat ini sudah lebih dari cukup untuk bertanding. Kalau nanti mau upgrade, tinggal lihat kemauan saja. Untuk modifikasi, rata-rata mesin Honda dan Toyota 3S sama. Part kompetisi juga banyak,” ucap Adi.

Dalam keadaan standar dan sesuai data spesifikas­i, mesin K24 ini memang lebih unggul dibanding 3S-GE. K24 yang terpasang di CR-V punya tenaga 160 dk dengan torsi 220 Nm, sedangkan yang terpasang di Accord atau Odyssey 200 dk dan torsi 232 Nm. Bandingkan dengan 3S-GE generasi tiga (19941999) yang menghasilk­an tenaga 168 dk dengan torsi 191 Nm.

‘Perang’ mesin 3S dengan K24 akan terus berlanjut. • toncil

 ??  ?? Alpian Piuk. Selalu melihat data spesifikas­i sebelum memutuskan memilih mesin
Alpian Piuk. Selalu melihat data spesifikas­i sebelum memutuskan memilih mesin
 ??  ?? Mesin K24 standar saja sudah kencang
Mesin K24 standar saja sudah kencang

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia