PERSIAPAN KEJUARAAN MENDATANG
Kejurnas Sprint Reli Putaran 5, Banten
Sprint reli nasional mengalami kebangkitan yang cukup baik. Tak sedikit dari para peserta yang menyatakan akan serius menekuni ajang ini, dan beberapa juga mengikuti sprint reli untuk ‘jembatan’ menuju reli yang lebih serius.
Ini terlihat pada gelaran kejuaraan nasional sprint reli putaran 5 di Tembong Jaya, Serang, Banten (2627/10). Cukup banyak peserta dari luar daerah Jabodetabek yang ikut serta pada gelaran tersebut.
LEBIH SERIUS
Terlihat peserta dari Jogja, Malang, Sulsel, Sumut berjibaku melawan para peserta dari daerah Jabodetabek. “Kalau saya memang mengajak keponakan untuk ikut. Biasa ‘main’ di daerah, sekarang coba di kejuaraan nasional. Sudah seberapa kompetitifnya kita di ajang nasional. Itu semua akan diketahui kalau kita ikut terjun langsung. Selain itu juga untuk menambah jam terbang,” ucap Wisnu dari tim Beagle saat mengomentari keikutsertaan Ando, keponakannya.
Wisnu menganggap jam terbang sangat penting untuk melatih mental dari para peserta yang ikut. Serta terbiasa dengan suasana kompetisi yang lebih ketat.
Sedangkan Keken Noor, peserta yang datang dari Sulsel memanfaatkan sprint reli putaran 5 untuk menuju gelaran yang lebih panjang. “Selain karena memang sedang ada waktu, ikut di event sekarang ini juga sebagai persiapan untuk reli di Medan November besok. Saya dengan co-driver rencana akan ikut kalau memang sedang ada free waktu. Jadi, bisa dibilang ini untuk persiapan juga,” sebut penggeber Toyota Yaris yang bergabung di kelas F2 ini.
Keken yang juga pernah mencicipi kejuaraan slalom ini menyebut kalau untuk reli panjang butuh persiapan yang matang. Bukan saja dengan fisik, tapi juga kesiapan mobil. “Jadi di sini juga untuk mengetahui kekurangan di mobil. Jadi kita bisa siapkan kalau ada yang kurang,” sebut pereli yang didamping oleh Nugraha Hadinata sebagai navigatornya.
Berbeda dengan Keken dan Wisnu, Glen Sumendap datang dari Batu, Malang, Jatim. Glen, panggilannya menyatakan akan terjun serius di sprint reli ini. Untuk event tahun ini, dirinya hanya tak hadir di Sidrap, Sulsel. Pada seri-seri selanjutnya terus diikuti dengan serius.
“Tahun ini kita comeback secara nasional. Kalau sebelumnya sering di kejuaraan daerah, sekarang nasional. Gue sendiri punya misi, akan kembali serius untuk tahun depan. Jadi tahun ini untuk melihat kemampuan kita dan kekuatan teman-teman di nasional. Tahun depan, kita siapkan yang lebih serius tapi tetap di kelas F2 ini,” sebut pria yang vakum dari sprint reli dan reli selama 14 tahun ini.
Kalau event tahun ini Glen bersama Emay Achmad, navigatornya mengandalkan Daihatsu Charade bermesin 1.600 cc untuk tahun depan masih bimbang. Penyebabnya, beberapa komponen untuk Charade telah dipersiapkan. “Tapi dari sisi mobil, sudah kurang kompetitif karena sudah tua, sedangkan lawan sudah pakai mobil-mobil baru,” sebut pemilik Toyota Corona keluaran 1982 dengan dandan rally look.
Dengan keseriusan peserta luar Jabodetabek, tahun depan sprint reli dan reli harusnya lebih ramai dan semarak.
Karakter special stage (SS) yang dilalui ronde ke-12 World Rally Championship ( WRC) di Spanyol (25-28/10) adalah berdebu, dengan jalan aspal yang juga sedikit berpasir pada beberapa sektor. Ini yang membuat Thierry Neuville tidak selalu bagus dengan tipikal jalur seperti ini.
Pereli Hyundai Shell Mobis WRT itu tidak pernah tampil bagus jika berlomba di Spanyol. Pada reli kali ini saja, ia yang mengunakan Hyundai i20 mengalami musibah di hari terakhir dengan menabrak batu saat hendak berbelok. Alhasil roda belakang kanannya rusak hingga membuatnya kehilangan banyak waktu.
“Kami sangat tidak beruntung, karena saya tidak melihat batu yang akhirnya saya hantam. Roda belakang rusak parah, padahal persaingan bisa lebih mudah hingga ronde terakhir nanti. Kami jadi harus bekerja lebih keras di ronde penutup nanti,” tutur Neuville.
Setelah kerusakan itu, Sebastien Loeb (Citroen Total Abu Dhabi WRT) dan Sebastien Ogier (M-sport Ford WRT) kian mantap dalam catatan waktu dengan menguasai 2 peringkat teratas. Loeb makin unggul di puncak hingga SS 18 sebagai stage terakhir.
SEBUAH MIMPI
Ini menjadi kemenangan pertama bagi Loeb setelah terakhir kali ia menang di WRC pada 2013 lalu di Argentina. “Hampir 6 tahun saya memimpikan untuk bisa meraih kemenangan lagi. Perhitungan sangat tepat dari pergantian cuaca dan kondisi jalur yang akan dilewati, sehingga saya bisa selalu tampil cepat. Wah, benar-benar susah untuk berkata-kata,” kata Loeb.
Pemegang 9 gelar juara dunia WRC itu memang tidak tampil penuh dalam musim ini. Event di Spanyol kali ini juga menjadi penampilannya yang ke-3 setelah Meksiko dan Argentina. Bukan favorit menjadi pemenang, membuat Loeb tampil lebih lepas hingga kejutan yang ia buat akhir pekan lalu.
Kemenangan ini menjadi menarik karena belum pernah terlihat ‘Duo Sebastien’ penguasa WRC, Ogier dan Loeb berada dalam satu panggung podium. Ini pun menjadi sebuah kehormatan bagi Ogier yang lebih muda 10 tahun dari Loeb bisa berdampingan di podium kali ini.
“Jalur yang kami lewati cukup sulit dan berlumpur di beberapa bagian. Apalagi setelah mengetahui kalau kami sedang bersaing dengan Loeb untuk peringkat pertama. Sebuah kebanggaan bisa bersaing secara serius dengannya. Kami sering dibandingkan, tetapi saya akui dia jauh lebih hebat,” kata pereli 34 tahun itu.
Podium 2 yang direngkuh Ogier membuatnya kini naik ke peringkat pertama klasemen sementara. Ia hanya berjarak 3 point dari Neuville yang kini turun ke peringkat 2. Penentuan gelar juara dunia akan dilakukan pada WRC Australia (15-18/11) mendatang.
Ogier butuh finish di depan Neuville untuk melanjutkan rekor tak terkalahkannya di WRC. Namun jika sudah di Australia, rekam jejak Neuville selalu lebih bagus jika berlomba di sana.
Bagaimana, Ogier?• DAB