Otomotif

DIMAS EKKY TERUS BERADAPTAS­I

Bentuk motor Moto2 baru telihat lebih ramping

-

Tes pramusim di Moto2 yang dilaksanak­an di sirkuit Jerez, Spanyol (23-25/11) menjadi pengenalan pertama para pembalap dengan mesin Triumph 3 silinder berkapasit­as 765 cc. Termasuk pembalap Indonesia, Dimas Ekky Pratama menjadi pembalap pertama yang mengaspal pada tes kali ini.

Sebagai rookie di tim Idemitsu Honda Team Asia, adaptasi sesegera mungkin memang menjadi hal wajib bagi pembalap pemula. Apalagi mesin Triumph memiliki karakter yang sangat berbeda dengan mesin Honda CBR600RR yang dipakainya di ajang CEV Moto2.

Catatan waktu Dimas konsisten di 1 menit 43 detik dengan torehan terbaiknya 1:43,505. Angka ini makin baik dibandingk­an tes hari pertama, meski ia masih tertinggal 2 detik dibandingk­an pembalap yang lebih senior.

Namun, saat hujan di hari terakhir (25/11) catatan waktu Dimas terbilang lebih konsisten dari pembalap lain, dengan waktu 1 menit 48 detik saat rival-rivalnya ada di 1 menit 50 detik. Jika membanding­kan dengan catatan waktu di CEV Moto2 Jerez, Dimas memperoleh waktu terbaik 1 menit 43 detik di kancah Eropa.

“Saat pertama kali mencoba, saya langsung merasakan impresi yang baik. Catatan waktu juga membaik sedikit demi sedikit. Performa terasa baik saat kondisi basah, tapi kami langsung mencoba untuk konsisten di dua kondisi,” ungkap Dimas.

Sedangkan di kancah dunia, catatan waktu terbaik adalah 1 menit 41 detik di sirkuit sepanjang 4,422 km itu. Angka tersebut sama dengan yang didapat saat tes, karena mesin baru untuk Moto2 sudah memiliki settingan dan performa yang mirip dengan mesin sebelumnya. Sehingga masih ada potensi untuk dikembangk­an lebih baik lagi.

Sementara itu, Luca Marini (Sky Racing Team VR46) dan Lorenzo Baldasarri (Pons HP40), dua pembalap yang diprediksi jadi pesaing untuk gelar juara dunia Moto2 2019 mengungkap­kan impresinya dengan mesin baru itu.

“Mesin terasa lebih ringan dan juga bertenaga. Saya tidak merasakan banyak perbedaan saat kecepatan tinggi, tetapi saat memasuki tikungan harus ada sedikit perubahan saat ingin melakukan engine brake,” tutur Luca Marini.

Berbasis mesin Triumph Street Triple RS yang sudah dimodifika­si, rasio kem untuk gigi 1 dan 2 diubah agar mendapatka­n rpm yang lebih tinggi di gigi rendah. Mungkin inilah yang membuat Marini merasa berbeda saat engine brake ketimbang mesin Honda CBR600RR.

Pengaruh catatan waktu yang langsung sama dibandingk­an mesin yang lama juga disebabkan pemakaian ECU yang seragam (Magneti Marelli), dimana sama seperti di Motogp.

RIDING STYLE BERUBAH

Dengan mesin 3 silinder, membuat tampilan motor juga lebih ramping dibanding tahun lalu. Tak pelak perubahan riding style sangat dibutuhkan dalam menyesuaik­an Moto2 terbaru ini. “Lalu peak power lebih besar ( Triumph 170 dk, Honda CBR600RR 130 dk). Saya harus lebih hati-hati dalam membuka gas, kalau tidak high side bisa menjadi risiko yang harus diterima,” beber Baldasarri. Oiya, sasis yang mendominas­i pada 10 besar selama tes di Jerez ini adalah Kalex pada kondisi trek kering. Namun saat kondisi basah, sasis milik MV Agusta dan Speed Up lebih dominan di 10 besar. Saat ini, para pembalap Moto2 sedang menikmati libur musim dingin. Mereka akan kembali melakukan tes pada 20 Februari mendatang di Jerez.

 ?? Istimewa ??
Istimewa
 ??  ?? Triumph
Triumph

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia