TERHALANG START & BOBOT
Berbeda dibanding AP250, pada kelas SS600 ini AHRT harus mampu menelan pil pahit. Padahal sampai putaran 5, Andi Farid Izdihar yang digadang-gadang bisa menusuk ke posisi lebih baik dari 3 klasemen akhir, justru kurang maksimal dalam hal point.
Walau demikian, bukan berarti Andi Gilang, sapaannya dan rekan satu timnya, Gerry Salim tidak berbuat apa-apa. Kedua pembalap tersebut tetap berusaha maksimal meski hasil akhirnya belum memuaskan.
Sempat terjatuh pada sesi free practice 2, tapi diakui tak punya pengaruh saat lomba berlangsung. “Saya sendiri punya strategi, setelah start harus langsung ke depan. Sayangnya, start kurang bagus, jadi tidak bisa langsung ke depan,” ungkapnya.
Meski demikian, pertarungan di grup tengah yang diikuti Andi Gilang juga terbilang ketat. Bersama-sama dengan 4-5 pembalap, dirinya kerap kali bertukar posisi dengan rider lainnya.
“Di grup itu juga kuat-kuat semua. Tidak ada yang bisa benar-benar meninggalkan rombongan dalam grup. Saya sempat berpikir bisa menjauh, ternyata pas di tikungan masih ada yang lain,” sebutnya.
Selain itu, kiprah Gerry Salim juga belum bisa maksimal. Diikutsertakannya Gerry menggantikan Irfan Adriansyah yang sedang cedera karena kecelakaan. Pembalap asal Surabaya, Jatim itu menyebut kalau dirinya masih butuh adaptasi.
“Sudah 2 tahun saya enggak pakai motor 600 cc lagi, jadi perlu adaptasi. Selain itu, masih ada kesulitan juga di beberapa tikungan. Jadi kadang out dan melebar,” sebutnya.
Pembalap yang tahun ini berlomba di Red Bull Rookies dan CEV Moto3 menyebut kalau bobot jadi salah satu kendalanya. Motor-motor yang dipakai tahun ini yakni prototype dengan bobot yang sangat ringan, sedangkan motor di ARRC ini merupakan produk massal yang bobotnya berat. Sehingga untuk menikung, Gerry masih kesulitan.
Akan lebih baik di musim depan.