Modifikasi Mitsubishi Xpander Airsus
Rio Pandu, Gondomono Notonegoro dan Angga, ternyata punya selera yang sama dalam hal memodifikasi tunggangan masing-masing. Mereka merupakan anggota komunitas Xpander Mitsubishi Owner Community (XMOC). Apa saja kesamaannya?
Ketiganya sama-sama menggunakan air suspension untuk modifikasi sektor kaki-kaki Xpander mereka. Rio, termasuk pionir yang memasang suspensi pintar ini sejak awal tahun 2018 lalu. Mereka juga kompak mengganti pelek ukuran lebih besar dari standarnya, sehingga tampilan Xpander ketiganya terlihat semakin mewah. • Kyn
Mini, imut dan sarat modifikasi. Itu gambaran singkat saat bertemu Smart Fortwo Panoramic keluaran 2010 yang dikendarai Theodorus Iwan Fabianto. “Ini Bumblebee saya,” tukas Theo, sapaan akrabnya pada OTOMOTIF. Namun Bumblebee asal Magelang, Jawa Tengah ini jelas beda dengan Bumblebee yang ada di film Transformer, meski warna bodinya senada, yaitu Dark Yellow dari Spies Hecker. Ada alasan dari member senior Vostro Magelang memilih rona begitu. “Karena Smart Fortwo akan kelihatan menyolok bila memakai warna ini. Apalagi saat dipakai keliling kota,” ujar juragan toko roti Theo Bakery Magelang ini.
Tentu bukan hanya karena rona kelir kuning mencolok yang bikin mobil mini ini menarik perhatian. Tapi juga berkat sejumlah modifikasi, yang membuat si Bumblebee juragan roti ini makin sporty dan keren.
BODY KIT & SUSPENSI UDARA
Namanya juga member senior komunitas mobil, pastinya melek banget soal modifikasi mobil. Ini juga yang terlihat dari Smart milik Theo. Paling tampak adalah pengaplikasian body kit secara menyeluruh.
Mulai dari bumper depan belakang, lalu sideskirt, hingga spoiler di atas kaca buritan, yang kabarnya olahan dari Arek Fiber di Yogyakarta. Modelnya diklaim sesuai bentuk imut Smart yang simpel dan tak banyak aksen. Belum puas,
beberapa panel bodi dilapis carbon hasil water transfer printing, untuk menguatkan kesan sporty.
Makin mantap saat Theo mengeset sistem kaki-kakinya. Di bagian ini, lajang yang masih awet menjomblo ini ogah tanggung. Dibuktikan dengan aplikasi pelek Work R15 lebar belang. Depan pakai lebar 7 inci, sedang belakangnya 8 inci. Pelek itu dibungkus ban Falken berprofil 165/45 R15 di depan dan 165/55 R15 untuk belakang. Kelar? Ternyata belum. Ketika kami amati saat mobil ini berjalan, kolong fendernya berjarak lega. Namun ketika parkir, ruang kolong fendernya hilang dan permukaan ban tampak lebih rapat dengan sedikit celah. Hemm.. saat intip bagian dalam fender, rupanya si Bumblebee ditopang air suspension. “Saya pasang Air Gen 2 titik yang memang buat mobil kecil seperti ini. Bisa distel ketinggiannya lewat remote,” ungkap Theo, sambil menunjukkan remotenya dan mempraktikkan naik turun air suspension. Kemudian ia memperlihatkan lokasi tabung suspensi udara itu yang ditanam di kabin belakang. Theo lalu menerangkan, bahwa aplikasi suspensi udara ini di Smart, perlu bikin dudukan baru. “Dudukannya custom semua, dibuat braket baru. Untungnya ada garansi 2 tahun dari air sus ini. Makanya saya enggak terlalu khawatir,” yakinnya.
Alasan ia aplikasi air sus, “Soalnya sudah pakai body kit. Jadi, saat ketemu polisi tidur tinggal distel naik, sehingga body kit bagian bawahnya aman, enggak ‘ nyium’ polisi tidur. Lalu kalau mau diceperin maksimal, juga bisa. Tapi kekurangannya, ajrutanya rada keras, beda sama bawaan Smart. Satu lagi, harganya lumayan, hahaha..,” gelak Theo.
Namun sebuah kepuasan tersendiri bagi Theo, saat ia bisa menunjukkan tingkat keceperan si Mini Bumblebee miliknya. Seolah-olah Smart Fortwo-nya ini mencium aspal. Oh begitu ya! • Gombak