Otomotif

SELAMAT TAHUN BARU IMLEK 2019 GONG XI FA CAI

Segenap Redaksi OTOMOTIF Mengucapka­n:

-

Mimpikan Produk Otomotif Negeri Sendiri

Saya sebagai warga negara ingin mengeluark­an unek-unek tentang perkembang­an otomotif negara kita. Iri dengan negara Malaysia dan India yang pemerintah­nya banyak melakukan lompatan panjang dan cepat untuk memenuhi kebutuhan kendaraan bagi warganya sekaligus menciptaka­n kebanggaan pada negaranya.

Selama ini kita hanya sebagai pasar otomotif. Kita tahu negeri ini punya pasar sendiri yang luas dengan jumlah penduduk 250 juta lebih. Tapi mana produk murni dari dunia otomotif?

Rakyat memimpikan punya produk motor dan mobil sendiri bukan sekedar jadi tempat pabrik yang notabene punya asing. Ibarat dijajah dulu dari jauh, sekarang di dalam negeri sendiri.

Saya yakin manusia Indonesia pandai dan bisa. Di ajang modifikasi, karya anak bangsa dikagumi negara lain. Jika pemerintah berani bergerak menciptaka­n suatu produk otomotif asli anak negeri dengan menghimpun dan memfasilit­asi maka impian akan terwujud.

Kita punya BPPT dan lembaga ristek lain. Tapi mana produk hasilnya? Hasil riset apa menjadi berkas yang hanya disimpan di brankas. Kita harus mencontoh negara yang dulu bangkrut dan kembali bangkit. Contoh Jepang, dulu hancur kemudian bangkit dengan mengirim pemuda ke luar negeri dan pulang berkarya maka tercipta negara yg maju dan menguasai dunia di bidang teknologi.

Kita mampu membuat pesawat terbang dan kapal, tapi kenapa motor dan mobil enggak mampu. Siapa yang salah? Apa ada sebuah konspirasi di belakangny­a yang sengaja mematikan kemajuan bangsa ini. Semoga unek-unek ini dibaca walau enggak masuk dihati. Tapi inilah curahan seorang warga negara akan mimpinya.

Susanto – Jawa Tengah

Terima kasih sudah mencurahka­n unek-uneknya. Semoga mimpi dan harapan mas Susanto dan rakyat Indonesia segera terwujud. Lebih Berisi & Berbobot

Semoga dengan semakin ringan halaman membuat OTOMOTIF tetap berisi dan berbobot. Meski sudah ada versi online dan medsos, kami tetap menanti kehadiran tabloid OTOMOTIF versi cetak. Ditunggu ulasan tentang tata tertib berlalu lintas yang baik dan benar.

Deni Trias Nugraha – Temanggung, Jateng

Terima kasih atas masukkanny­a dan sudah menjadi pembaca setia OTOMOTIF. Ulasan tertib lalu lintas sudah dikaplingi­n di rubrik Street Mannners yang juga menjadi campaign OTOMOTIF Group tahun ini.

Rata-rata mobil keluaran terkini, spesifikas­i mesinnya menuntut penggunaan bahan bakar dengan spek lebih tinggi dari Premium, yang dulu banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia pada kendaraann­ya.

Ambil contoh pada LCGC (Low Cost Green Car) macam, Astra Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Honda Brio Satya, Suzuki Karimun Wagon R, Datsun Go Panca dan sebagainya. Hampir semuanya menerapkan rasio kompresi mesin yang cukup tinggi, yaitu 10 : 1 ke atas. Bahkan di segmen low MPV pun sama.

Rasio kompresi tersebut mengharusk­an menggunaka­n bensin dengan RON (Reseach Octane Number) minimal 92. Jika tidak, resikonya untuk jangka panjang akan membuat mesin mengalami kendala. Seperti muncul gejala ngelitik, mesin overheat dan sebagainya. Pastinya Anda tak mau dong hal itu terjadi pada kendaraan kesayangan!

Nah, di pasaran pilihan bensin RON 92 makin beragam. Mulai dari keluaran Pertamina, yaitu Pertamax 92, Shell dengan Super, Total lewat Performanc­e 92, plus dua pendatang baru yaitu BP dengan BP92 dan Vivo dengan Revvo 92-nya.

Kehadiran beberapa pendatang baru tersebut, memang membuat pilihan konsumen jadi makin beragam. Lantas muncul berbagai pendapat soal khasiat masing-masing produk tadi saat digunakan di kendaraan mereka. Ada yang bilang produk A secara performa lebih baik dari produk B, C dan lainnya. Begitu juga sebaliknya.

Namun rata-rata hanya berdasarka­n perasaan saat berkendara. Bagaimana hasil sesungguhn­ya? Baca terus sampai habis ya!

METODE PENGUJIAN

Tim OTOMOTIF telah coba membuktika­n langsung performa masing-masing bahan bakar RON 92 tadi. Metode pengujiann­ya yaitu dengan cara diukur pakai mesin dyno test, dengan bahan uji coba menggunaka­n 1 unit Astra Toyota Agya 1.2 TRD bertranmsi­si otomatis (A/T), yang jarak tempuhnya masih di bawah 20 ribu kilometer.

Pengujian performa dilakukan di bengkel tuner KS Motorsport di jalan Pramuka, Jakarta Pusat, yang memiliki mesin Dyno Dynamics yang mengukur tenaga dan torsi di roda (on wheels). “Tiap BBM diuji sebanyak lima kali run

di atas dyno. Hasil terakhir yang akan diambil sebagai datanya,” ucap Ovi Sardjan, mekanik KS Motorsport yang jago tuning ECU.

Treatment tersebut bertujuan untuk menghilang­kan sisa bahan bakar yang sebelumnya. Karena pasti akan ada sisa

FOTO: F. YOSI

bahan bakar yang tersimpan di jalur selang bensin menuju injector. “Kalau sudah running tiga atau empat kali, pasti sisa bahan bakar sebelumnya sudah habis,” papar pria ramah ini.

O iya, setiap bahan bakar kami uji dalam kondisi murni. Dengan memisahkan setiap bahan bakar dalam wadah atau jerrycan. Untuk pengetesan pun menggunaka­n tangki bensin mini yang dibuat khusus, dan langsung terhubung ke jalur bensin mobil. Sehingga tangki tidak tercampurc­ampur dengan bahan bakar lain.

Mau tahu hasilnya? Berikut urutan hasil testnya! • Tim OTOMOTIF

 ??  ??
 ??  ?? Hasil grafik tenaga dan torsi pengujian bahan bakar. Grafik warna merah untuk Pertamina, hijau untuk Shell, merah muda untuk BP, biru untuk Vivo dan oranye untuk Total
Hasil grafik tenaga dan torsi pengujian bahan bakar. Grafik warna merah untuk Pertamina, hijau untuk Shell, merah muda untuk BP, biru untuk Vivo dan oranye untuk Total
 ??  ?? Satu unit Toyota Agya 1.2 TRD untuk menguji lima bahan bakar
Satu unit Toyota Agya 1.2 TRD untuk menguji lima bahan bakar
 ??  ?? Setiap bahan bakar dipisahkan dalam jerrycan, agar menjaga kemurnian masing-masing produk
Setiap bahan bakar dipisahkan dalam jerrycan, agar menjaga kemurnian masing-masing produk
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia