TES INDEKS OKTAN
RON atau Research Octane Number menunjukkan nilai oktan dan mutu bensin dalam satuan angka. “Semakin tinggi angka oktan semakin bagus mutu bensin,” ujar Gazy Amin dari PT. Catur Bangun Putra, yang bergerak di bidang bahan bakar.
Nama oktan berasal dari oktana, yaitu senyawa hidrokarbon jenis alkana dengan rumus kimia C8H18. Semakin tinggi angka oktan, semakin sulit bensin tersebut terbakar dan kuat menerima tekanan tinggi.
Pengetesan bahan bakar kali ini menggunakan alat pengukuran indeks oktan, dengan merek Octis 2 asal Rusia milik BG Indonesia.
Namun dengan alat tes model portable tersebut, menurut Tri Yuswidjajanto Zaenuri, pakar otomotif dan dosen ITB, Bandung, hanya bisa menampilkan indeks oktan saja bukan RON. “Alat ini bekerja pakai spektrum, menunjukkan jumlah senyawa tertentu yang terkandung. Jadi hasilnya berdasarkan senyawa di dalamnya,” tutur dosen ramah yang biasa disapa Pak Yus ini.
Dalam pengetesan, masing-masing
bensin yaitu BP BP92, Vivo Revvo 92, Total Performance 92, Shell Super dan Pertamina Pertamax dimasukkan ke dalam botol plastik dengan kapasitas kurang lebih 500 ml. Bensin diisi hanya sampai ke badan botol, tak sampai ke leher botol.
Kemudian, part pembaca oktan dari Octis 2 yang berbentuk batang besi panjang dimasukkan ke dalam botol, yang nantinya akan menunjukkan angka oktan yang terkandung dalam masingmasing bensin.
Setiap selesai mengetes satu jenis bensin, alat dibilas terlebih dahulu dengan bensin Pertalite dari Pertamina dengan angka oktan lebih rendah (RON 90). Sebagai catatan, Pertalite yang digunakan untuk membilas juga sempat dites oktannya dan menghasilkan angka 89.
Bagaimana hasilnya? Tapi kembali lagi, ini hanya tes indeks oktan, bukan RON. “Kalau mau lihat RON, mesti dites pakai alat CFR Engine seperti yang ada laboratorium di Lemigas,” pungkas Pak Yus. • Tim