Otomotif

RIDING POSITION & HANDLING

-

Posisi duduk naik ADV150 agak beda dengan skutik kebanyakan, karena disusupi gaya adventure, utamanya karena mengadopsi setang taper atau biasa disebut fatbar. Setang model ini ukurannya lebar dan ujungnya hampir lurus, posisinya juga cukup dekat dengan badan.

Dengan demikian, kendati saat duduk bokong sudah mentok dengan lekukan jok, setangnya tetap terasa dekat, dan karena lebar posisi tangan jadi dipaksa membuka tapi sikunya menekuk. Untuk perjalanan jauh, jika belum terbiasa maka lengan bagian atas akan sedikit pegal. Namun lama-lama jadi terbiasa.

Setang yang lebar ini selain menguatkan kesan adventure, tentu ditujukan untuk memudahkan mengontrol motor saat melalui medan berat, misal saat lewat jalur berpasir. Kalau di jalan aspal tentu mengontrol laju jadi lebih sigap.

Posisi kaki cukup nyaman, terutama jika telapak diletakkan di dek yang miring, jadi kaki hampir selonjoran. Iya cuma hampir, karena memang tak bisa sampai lurus.

Selain biar rileks, posisi kaki tersebut bertujuan agar saat mengerem keras badan bisa tertahan tidak melorot. Lho melorot? Yup karena kulit joknya terlalu lentur dan tidak menempel dengan busa, persis dengan All New PCX 150.

Oiya buat Tester OTOMOTIF yang berpostur 173 cm berat 64 kg, ketika berhenti dan kedua kaki turun memang sedikit jinjit. Kalau mau menapak sempurna duduknya mesti agak maju. Padahal tinggi jok hanya 795 mm namun permukaann­ya memang cukup lebar, sedang bagian depan tirus. Busa joknya kaku persis PCX, jadi rasanya keras!

Handling ADV150 yang punya bobot 133 kg (versi ABS) terbilang enak, terasa ringan, stabil dan mudah dikendalik­an. Tidak ada gejala liar walaupun melibas jalan tak rata, seperti ketika lewat daerah Jatiluwih menuju Kintamani.

Hal ini tentu karena ditunjang suspensi depan dengan jarak main hingga 130 mm, yang memang terasa empuk dan tidak mudah bottoming, jadi wajar setangnya cenderung anteng.

Sementara suspensi belakang yang dilengkapi subtank memang tak seempuk depan, bisa dibilang hanya sedikit lebih baik dibanding PCX 150. Buat sendiri masih agak keras, namun tak sampai bikin pinggang sakit saat melibas lubang maupun gundukan dengan kecepatan tinggi.

Bannya yang pakai semi dual purpose pattern dan berukuran lebar, depan 110/80-14 dan belakang 130/70-13 punya grip yang terbilang bagus. Kebetulan saat masih di Kuta baru saja hujan, namun ternyata tak terasa licin. Lalu saat di kawasan Kintamani coba melibas jalanan gravel, gripnya juga mantap.

Saat riding di jalan gravel maupun aspal berpasir dan mengerem, maka ABS akan sering bekerja. Selain dari denyutan di handel rem depan, cirinya ada suara “nguuukk” dari modulator ABS yang cukup keras khas ABS 1 channel.

 ??  ?? Setang fatbar menguatkan kesan adventure, begitu juga posisi duduknya Saat menyala, DRL dan lampu remnya keren!
Setang fatbar menguatkan kesan adventure, begitu juga posisi duduknya Saat menyala, DRL dan lampu remnya keren!
 ?? FOTO: AANT ?? Top speed mentok 117 km/jam, mirip dengan PCX!
FOTO: AANT Top speed mentok 117 km/jam, mirip dengan PCX!
 ??  ?? Suspensi belakang dengan sub tank, buat sendirian redamannya cukup keras tapi konsisten dan stabil
Suspensi belakang dengan sub tank, buat sendirian redamannya cukup keras tapi konsisten dan stabil

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia