Otomotif

KIPRAH SEAN GELAEL DI F2 BERAKHIR, MAU KEMANA LAGI?

-

Musim 2019 menjadi musim terakhir bagi Sean Gelael berkiprah di ajang F2. Kenapa terakhir? Alasannya karena di F2, pembalap yang sudah menjalani empat musim kompetisi, harus segera naik ke F1 atau pindah ke kompetisi lain.

Sehingga Sean yang sudah berkompeti­si sejak 2016 harus segera naik ke F1. Sayangnya, pembalap yang didukung penuh oleh Jagonya Ayam Motorsport itu sama sekali belum mendapatka­n super licences karena belum pernah menempati 10 besar klasemen akhir dari kompetisi di bawah F1 seperti F2 dan juga F3.

Ia memang sudah dua kali meraih podium dan beberapa kali finish 10 besar, tetapi belum cukup menempatka­n diri di 10 besar klasemen akhir.

Bahkan, sepanjang musim 2019 ini sama sekali belum meraih podium. Satu-satunya point super licences dari Sean sebanyak enam angka diraih saat Asia Le Mans Series 2016 silam.

Selain itu, dirinya sangat sering DNF alias Did not Finish. “Saya akui memang musim ini saya mengalami beberapa kendala pada mobil. Beberapa kali mengalami kesialan yang tidak saya perkirakan, sehingga menggagalk­an saya meraih point,” kata Sean selepas F2 Hungaria.

PINDAH GELANGGANG

Kansnya untuk meraih super licences dengan masuk 10 besar klasemen akhir F2 2019 pun terancam sirna. Dengan sama sekali tidak punya licences, maka tidak bisa beranjak ke F1.

Ini berbeda jauh dengan Rio Haryanto yang empat tahun di F2 mampu mengantong­i 30 point super licences dan 12 point tambahan dari ajang GP3. Total 42 point milik Rio melebihi 40 point yang dibutuhkan untuk menuju ke F1.

Untuk Sean, kesempatan ke F1 akan tertutup dalam waktu dekat, kecuali jika ia pindah kompetisi dan mengumpulk­an super licences terlebih dahulu.

Formula E bisa menjadi pilihan. Peringkat 10 di klasemen akhir FE bisa mendulang 1 point super licences. Tingkat persaingan­nya pun selevel F1 dengan mobil yang lebih baru musim depan.

Selain Formula E, pembalap jangkung ini bisa punya prestasi di ajang balap ketahanan. Pada Asia Le Mans Series 2016, ia hanya ikut separuh musim terakhir dengan mobil LMP2.

Namun pembalap asal Jakarta itu berhasil meraih dua kali kemenangan di Buriram ( Thailand) dan Sepang (Malaysia). Juga podium kedua yang ia raih di Cina.

Ini satu-satunya sumber point super licences milik Sean. “Balap ketahanan itu menyenangk­an, memang bisa jadi pilihan alternatif balapan, meski tujuan saya tetap akan ke F1 suatu saat nanti,” kata pembalap 22 tahun itu.

Pilihan lainnya, Sean bisa berkompeti­si di reli. Dulu saat masih berkiprah di reli, performa cukup baik. Ini juga ditunjukka­n ketika ikut ajang sprint reli beberapa waktu lalu di Paramount, Tangsel.

World Rally Championhi­p

( WRC) mungkin bisa jadi alternatif, mengingat Sean juga pernah menjadi juara nasional navigator termuda di kejurnas reli.

Di reli, pilihannya juga cukup banyak. Bisa ke APRC, ERC atau bahkan World RX yang kini sedang digandrung­i oleh para pereli, baik yang masih aktif maupun sudah pensiun.

Untuk gengsi, memang tidak sekaliber F1, namun kerasnya persaingan tetap tak bisa dianggap enteng.

Jika keluar dari motorsport, Sean bisa jadi atlet basket. Pasalnya jika melihat sosial media pribadi Sean, ia sangat mahir bermain basket. Ditambah dengan kegemarann­ya mengoleksi sepatu Nike Air Jordan.

Dengan tinggi dan postur badan yang sangat mumpuni, bukan hal sulit baginya untuk mengharumk­an nama Indonesia sebagai salah satu atlet di tim nasional basket putra.

Bagaimana? •

 ?? FIA FORMULA2 ??
FIA FORMULA2
 ??  ?? Saat Sean menjadi pemenang di Asia Le Mans Series 2016
Saat Sean menjadi pemenang di Asia Le Mans Series 2016
 ?? FOTO: ISTIMEWA ?? Postur tubuh dan bakat yang mumpuni, Sean juga dinilai cocok sebagai atlet basket
FOTO: ISTIMEWA Postur tubuh dan bakat yang mumpuni, Sean juga dinilai cocok sebagai atlet basket

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia