MOTOGP AUSTRIA TRIK CERMAT DOVIZIOSO
Sirkuit Red Bull Ring lokasi gelaran ronde ke-11 Motogp (11/8) masih menjadi sirkuit yang ‘angker’ bagi Marc Marquez. Bagaimana tidak, sirkuit di kota Spielberg, Austria itu masih menjadi satusatunya sirkuit yang tidak bisa dimenangkan oleh pembalap Repsol Honda Team itu dalam empat tahun terakhir.
Pada 2016 Marquez tidak bersaing untuk podium setelah
finish di posisi kelima. Lalu 2017, ia mendapatkan perlawanan ketat dari Andrea Dovizioso (Ducati Team) sampai tikungan terakhir. Satu tahun kemudian, dirinya juga mendapat perlawanan dari Jorge Lorenzo yang masih membela Ducati Team sampai tikungan terakhir juga.
‘Kutukan’ itu masih berlangsung di 2019 ini. Fight sangat mirip dengan 2017 antara Dovizioso dan Marquez. Hanya saja kali ini lebih intens. Keduanya bersaing ketat sejak lap pertama dan juga tak luput dari kesalahan, tetapi bisa mengoreksinya dengan sangat baik.
Sampai di lap ke
20, Dovi, sapaannya baru meningkatkan ritme balapnya. Aksi overtaking kerap terjadi dari dua seteru perebutan gelar juara dunia ini. Di tiga lap terakhir, Marquez ambil alih posisi pertama namun tetap tidak bisa membuka jarak dengan Dovi.
CERDAS
Lap terakhir, Marquez memimpin. Dovi mengeluarkan semua usaha pada sektor terakhir. Benar saja, tikungan terakhir menuju chequered flag dikibarkan, Dovi memimpin kembali. Pembalap bernomor 04 itu pun menang tipis usai memanfaatkan celah sempit di sisi dalam Marquez.
“Saat memasuki lap terakhir, saya merasa podium kedua sudah cukup. Tapi motor saya selalu menempel dengan Marquez di sektor terakhir. Ini ada sedikit kesempatan dan saya memanfaatkannya di tikungan terakhir. Sedikit celah saya manfaatkan, kemenangan luar biasa musim ini,” ujar Dovi bersemangat.
Dovi bukan hanya nekat, namun ia juga cerdas. Ayah satu orang putri ini mengetahui kalau performa Ducati Desmosedici GP19 miliknya sangat unggul di sektor terakhir sirkuit Red Bull Ring yang didominasi trek lurus. Rata-rata top speed yang didapat Dovi adalah 317 km/jam.
Selain unggul di tenaga, pembalap berusia 33 tahun itu juga memilih ban yang tepat. Ban depan pakai kompon medium untuk pengereman keras. Ban belakang kompon lunak untuk mengendalikan motor lebih baik saat menikung. Manajemen ban ini jadi cara jitu untuk bisa menutup kesempatan Marquez berkuasa di Spielberg.
“Setelah hanya kami berdua di grup terdepan, saya bisa saja mendahuluinya, tapi tidak melakukannya. Ini bertujuan untuk menjaga ban agar tidak cepat habis. Jadi saya terus menempel Marquez agar ia tidak langsung melesat jauh,” tutur Dovi.
TAK RISAU
Memang menjadi pertanyaan tersendiri bagi Marquez, sebab ia selalu kuat sejak Jumat dan Sabtu (9-10/8). Ia merasa hanya sial dan salah perhitungan dari Dovi yang bisa mendahuluinya di tikungan terakhir.
“Bukan kehilangan kemenangan yang saya takutkan, tapi tabrakan kami berdua. Tuas rem depan saya menyentuh sesuatu dari Dovi, entah itu wearpack- nya atau bodi motor. Saya terpaksa menginjak rem belakang yang membuat saya tertinggal,” kilah Marquez.
“Saya kehilangan jarak lima angka dari Dovi (di klasemen sementara) tapi senang mengetahui motor kami lebih kuat untuk di Red Bull Ring dibandingkan tahun lalu. Masih ada Silverstone (Inggris) seri selanjutnya, kehilangan angka ini masih bisa dibalas,” tutup juara dunia Motogp 2018 itu.
Marquez kini memimpin dengan 230 angka dan Dovi di peringkat kedua dengan tertinggal 58 angka. Untuk menutup kesempatan Marquez kembali juara dunia, kans Dovi terbilang sangat tipis. Paling mungkin adalah, ia harus terus menang dan Marquez berada di posisi dua. •