BODI ALUMINIUM
Setelah cetak biru didapat, mulailah rancang bangun bodinya, “Kita pakai sistem clay, menggunakan potongan- potongan papan kayu MDF yang dibentuk, dirangkaikan sebagai patokan membuat bodi,” jelas Yudi.
Bahan yang digunakan untuk membentuk bodi, menggunakan alumunium. Ini memang sengaja dilakukan alias handmade. Jadi bisa dibilang bodi dan sasisnya made in Semarang.
Tentu saja banyak sekali tantangan yang mesti dihadapi, yang terbesar adalah membentuk bodi. Desain bodi Porsche ini melengkung dan membulat nyaris semua sisi, “Makanya diperlukan ketelitian dan proses yang lama dari plat alumunium berbentuk lempengan menjadi lekukan,” katanya yang
menggunakan alat-alat tradisional untuk membentuknya.
Tingkat kerapian juga paling penting, ini lantaran mengikuti desain bodi aslinya Porsche ini yang tanpa dicat. Yudi mengaku menggunakan bahan pelat aluminium dengan tebal 2 mm, sedangkan floor deck- nya setebal 3 mm. “Baik bodi, bagian printilan interior dan aksesori, juga dikerjakan secara handmade loh, hehehe..,” kekehnya.
Menurut informasi dari Yudi lagi, “Kita pakai basis mobil yang sama yaitu sasis VW Kodok tahun 1961. Model sasis ini juga aslinya dipakai untuk Porsche tipe 64 ini,” jelasnya lagi.
Penggunaan bahan aluminium sebagai bodi, juga punya fungsi hasilkan kendaraan yang light weigth alias berbobot ringan. Itu lantaran mobil ini dirancang untuk mobil balap jalanan. Makanya dibandingkan VW Kodok tahun 1961, mobil ini jauh lebih enteng. Klaim bobotnya hanya sekitar 618,7 kg.