BEDA KONTUR LINTASAN PINDAH, PERSAINGAN KETAT
Kejuaraan nasional (kejurnas) reli putaran 1 dan 2 beberapa waktu lalu masih diselenggarakan di perkebunan London Sumatera (Lonsum) di Rambung Sialang, Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
Berbeda untuk kejurnas putaran 3 yang bertajuk Danau Toba Rally (2324/11). Karena akan diselenggarakan dekat dengan Danau Toba, lebih tepatnya di seputar area Hotatonga. Lintasan special stage (SS) sendiri berada di Gorbus dan Aek Nauli.
Tentu bukan tanpa alasan pihak panitia menyelenggarakan di lokasi yang sebenarnya sangat jauh dari Medan, Sumut ini. Alasan pertama, untuk meningkatkan daerah wisata di Danau Toba tersebut. Berikutnya, karena lintasan ini juga pernah dipakai gelaran reli dunia, World Rally Championship ( WRC) pada tahun 1996 dan 1997.
Menariknya, sebagian besar pereli yang akan ikut serta dipastikan masih ‘buta’ mengenai lintasan. Karena, ini merupakan lintasan yang baru bagi para pereli yang akan berlaga.
“Memang belum pernah ikut reli di lokasi tersebut. Kalau di Rambong Sialang sudah pernah. Nanti kita maksimalkan saja di lintasan. Untuk saat ini, persiapan teknis seputar refresh mesin dan kaki-kaki saja,” ucap Herugrahito ( Tito) yang akan menggunakan Honda Jazz di kelas F2.
Berbeda dengan Subhan Aksa yang juga akan ikut serta. Ubank, panggilannya sudah pernah merasakan lintasan yang akan dipakai beberapa tahun lalu.
“Tidak ada persiapan khusus. Hanya pas bikin pacenote dan survei saja harus sangat serius. Supaya tidak ada yang terlewat,” ucap penggeber Mitsubishi Lancer Evolution X ini.
Mengenai lintasan, “Sangat berbeda dibanding Rambong Sialang, walaupun masih sama-sama perkebunan,” ucap Prihatin Kasiman, Wakil Ketua Panitia gelaran.
Jika di Rambong Sialang cenderung lebih ‘kotak-kotak’ untuk lintasan Ss-nya dengan tikungan banyak yang patah-patah, tidak demikian di Danau Toba Rally ini. Lintasannya lebih banyak windingwinding, alias melebar. Tikungantikungan lebar dengan jarak yang lumayan jauh. Sehingga, mobil peserta tetap dapat maksimal di tikungan.
Dengan kondisi yang seperti ini, pacenote bikinan driver dan co- driver dituntut sempurna. Karena kalau salah, mobil bisa out dan mengakibatkan insiden.
Selain itu, patut diperhatikan juga mengenai permukaan lintasan. Jika di Rambong Sialang, keseluruhannya tanah, yang jika kena hujan akan becek dan sangat licin. Namun di Aek Nauli dan Gorbus ini keseluruhannya gravel.
“Bawa cadangan ban yang cukup. Karena di sini lintasannya gravel dan berbatu. Batu-batunya tajam jadi gampang bikin ban bocor. Sekitar 90% lintasan gravel,” tambah Bang Atin, panggilan Prihatin.
Sayangnya, lomba kali ini sulit diakses penonton. “Itu yang jadi kendalanya. Reli kali ini sedikit penontonnya,” tambahnya lagi.
Jika benar-benar niat melihat aksi para pereli, penonton diharapkan sudah masuk lintasan satu jam sebelum SS mulai. Dan baru bisa keluar saat seluruh mobil sudah melintas SS tersebut.
Bagi penonton dari Jakarta yang penasaran, bisa naik pesawat ke dua bandara yang ada. Pertama ke bandara interasional Kualanamu atau ke bandara baru, yang juga internasional, Sisingamaraja XII atau lebih dikenal dengan bandara Silangit.
Kalau memilih ke Kualanamu, harus menempuh perjalanan darat lagi ke lokasi lomba sekitar 3,5 jam melalui jalan tol. Sedangkan dari Silangit, dibutuhkan waktu sekitar 2 jam.
Tapi, kalau memilih mendarat di Silangit, akan kesulitan mendapatkan mobil sewaan. Sehingga akan susah dalam mobilitas dan berwisata. Sementara itu, kalau di Kualanamu akan lebih mudah mendapat sewaan mobil.
O iya, reli kali ini akan sangat berbeda. Karena beberapa mobil kenamaan akan hadir. Mitsubishi Evo X, dan Subaru sudah pasti. Kemudian juga Mazda2 AP4 dan terakhir Citroen C3 R5 juga akan unjuk gigi. •