Otomotif

HARUS TANGGUNG JAWAB

-

Kabar

bakal hengkangny­a brand Datsun dari Indonesia pada tahun depan juga dirasakan oleh komunitasn­ya. Salah satunya adalah Datsun Go Club Indonesia (DGCI). Namun, mereka menanggapi­nya dengan tenang. Kok bisa?

“Teman-teman sih kemarin sempat bahas karena memang ada isu seperti itu. Kita sendiri juga belum dapat informasi yang jelas. Ada yang bilang Datsun-nya masih ada cuma tidak lagi memproduks­i mobil berjenis LCGC, ada juga yang bilang memang brand- nya benar-benar hilang,” buka Ahmad Zailani selaku Ketua DGCI chapter Depok melalui sambungan telepon.

Menanggapi isu tersebut, ia bahkan mengatakan, “Kita sendiri sih dari chapter Depok sebenarnya tenang-tenang saja, so far tidak ada kepanikan terutama soal spare part atau nanti benerinnya gimana. Paling cuma nanti harga jualnya bakalan jatuh nih,” lanjut Zai, sapaannya.

Menurut Zai, kekhawatir­an justru lebih dirasakan oleh member yang berada di daerah. “Soalnya mereka dapat informasin­ya tidak sebagus member yang di kota. Apalagi buat yang mobilnya masih pada baru. Kalau teman-teman yang di kota-kota besar kan rata-rata mobilnya udah jalan 3-4 tahun dan kreditnya juga banyak yang sudah beres”.

Sampai saat ini pun, Zai mengatakan pihak APM belum memberikan kejelasan atau mengajak diskusi soal nasib Datsun kedepannya. “Padahal dulu kami jadi yang pertama tahu soal informasi dari APM. Mereka sampai saat ini juga belum kasih pernyataan yang menyatakan Datsun bakal bubar tahun depan,” jelasnya.

Rencananya, setelah event Munas DGCI nanti pihaknya bakal menghadap ke pihak APM Nissan- Datsun Indonesia untuk meminta kejelasan. “Kalaupun memang mereka mau hilangkan, ya itu urusan mereka karena itu bisnisnya mereka. Kita kan hanya pengguna saja. Cuma, kita minta kejelasan soal ketersedia­n spare part terutama buat mobil yang baru berusia 1-2 tahun. Jadi intinya, kalau mau cabut ya silahkan, cuma tanggung jawab dong.”

Soal servis dan suku cadang, ia tak terlalu memusingka­nnya. Sebab komunitasn­ya sudah menjalin hubungan ke bengkel umum rekanan. “Soal biaya juga jauh bedanya. Kalau di Beres (bengkel resmi) untuk servis berkala yang 3-4 bulan sekali saja bisa habis Rp 900 ribu sampai Rp 1 juta. Kalau di bengkel umum rekanan kita cuma kena Rp 500 ribu. Makanya, kebanyakan dari member kita servisnya di bengkel rekanan begitu masa garansinya habis,” lanjut Zai.

Hal itu pun ternyata mempengaru­hi kelangsung­an DGCI kedepannya. “Kalaupun memang tahun depan beneran bubar, kami DGCI bakal tetap berjalan. Walaupun pasti banyak member yang keluar”.

Ia justru berharap, brand Datsun bakal tetap ada tahun depan sekalipun tidak memproduks­i mobil berjenis LCGC lagi. “Kalau bisa Datsun brand- nya jangan hilang dari Indonesia. Apalagi kan ini brand legendaris. Kalaupun mau diupgrade atau naik kelas justru kami malah senang,” pungkasnya.•

 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia