BIKIN MOBIL LISTRIK HINGGA MOBIL MELAYANG
Hyundai Motors Company, dipastikan membangun pabrik mulai Januari 2020. Hal ini terungkap pada kunjungan Presiden Joko Widodo, dalam rangkaian acara KTT ASEANRepublic of Korea di Busan, Korsel (26/11).
“Kemarin, saya ke kota Ulsan, mengunjungi pabrik Hyundai Motor Company (HMC). Di sini, saya sempat menonton video rencana pembangunan pabrik Hyundai di Indonesia, dan menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Pemerintah RI dengan Hyundai Motor Company,” ungkap Presiden Jokowi, melalui akun instagramnya @jokowi.
Niatan Hyundai membangun pabrik di tanah air juga bakal memboyong teknologi otomotif dari pabrikan raksasa Korsel ini. Adapun jenis mobil yang bakal digarap di Indonesia, antara lain SUV, MPV, hatchback, dan sedan. Tak hanya itu, Hyundai juga berniat bikin mobil listrik, fuel cell vehicle (mobil berbahan bakar hidrogen), autonomous vehicle (mobil tanpa awak). Bahkan sedang mempertimbangkan untuk flying vehicle (mobil melayang).
Menurut Presiden Jokowi, daerah pabrik Hyundai di Cikarang, Jabar, akan berlokasi di Kawasan Industri
Deltamas, Cikarang Pusat, Bekasi, Jabar. “Nilai investasinya sekitar 1,55 miliar dolar AS (setara Rp 21,8 triliun-red) yang akan menyerap 3.500 tenaga kerja,” papar Presiden Jokowi.
Sebelumnya, komitmen investasi dari HMC juga telah diutarakan dalam kunjungan delegasi Hyundai di Istana Merdeka (25/7). Delegasi Hyundai yang telah menghadap Presiden Jokowi, yaitu Executive Vice Chairman Hyundai Chung Eui-sun, President Hyundai Kong Young-woon, Executive Vice President Hyundai Park Hong-jae, dan Senior Vice President Lee YoungTack. “Kami berharap masuknya kami ke pasar Indonesia akan membantu kebijakan mobil otomotif 4.0,” tutur Chung Eui-sun, Executive Vice Chairman HMC.
KAPASITAS PRODUKSI 250 RIBU
Proses pembangunan pabrik saat ini tengah dipersiapkan, yang mencakup pematangan lahan. Selanjutnya konstruksi dimulai Januari 2020, lalu pabrik akan mulai beroperasi akhir 2021. Kapasitas produksi tahap pertama sebesar 150 ribu unit mobil per tahun, kemudian akan terus membengkak hingga menjadi 250 ribu unit per tahun.
Selain untuk pasar domestik, Hyundai mengagendakan akan ekspor 40 persen dari produksinya, sedangkan 60 persen ditujukan bagi pasar dalam negeri. Direncanakan Hyundai akan melakukan ekspor sebesar 59.000 unit mobil dalam kondisi utuh ( Completely Knocked DOWN/CKD) per tahun. Tujuan ekspornya mencakup Asia Tenggara, Asia Pasifik dan Oceania. Diantaranya Thailand, Malaysia, Vietnam, Filipina, Australia, hingga Timur Tengah.
Investasi Hyundai di tanah air, diharapkan mampu memperdalam struktur industri manufaktur nasional agar lebih berdaya saing di kancah global. Termasuk di sektor industri otomotif, dimana pabrikan Hyundai melalui investasinya akan memposisikan Indonesia sebagai basis produksinya di tingkat global.
NIAT LAMA YANG BARU TERLAKSANA
Masuknya investasi pabrik Hyundai ke tanah air merupakan niat lama yang baru terlaksana.
Hal ini diungkapkan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Harjanto.
Ia mengisahkan, sejak awal Januari 2018, Hyundai mengungkapkan rencana untuk membangun pabrik di kawasan Asean, dan Indonesia sebagai pilihan lokasinya. “Apalagi, Indonesia memiliki bahan baku bijih nikel yang bisa digunakan untuk produksi baterai lithium-ion sebagai komponen penting kendaraan listrik,” tutur Harjanto.
Masih menurut Harjanto, pabrik Hyundai di Indonesia merupakan yang pertama di kawasan Asia Tenggara dan Australia. Selain itu, dari total kapasitas produksi HMC di Indonesia, sebagian akan digunakan untuk membuat kendaraan listrik. “Dari kapasitas itu, sebagian besar untuk mengisi pasar ekspor ke Asia Tenggara dan Australia, serta sisanya untuk memenuhi kebutuhan domestik,” imbuh Harjanto, di lain kesempatan.
Dengan adanya pabrik Hyundai di Indonesia tentu menjadi hal yang sangat bagus bagi industri otomotif dalam negeri. •