LANKA YANG BIKIN REPOT
Pertengahan tahun ’80-an, AMC dan Chrysler melansir mobil barang (pikap) yang waktu itu banyak dibutuhkan pasar otomotif Amerika. Langkah ini sekaligus untuk bersaing dengan pikap Jepang yang mulai popular di negeri Paman Sam itu.
Tapi, lantaran kondisi keuangan dua pabrikan tersebut tak memungkinkan merancang pikap baru, akhirnya AMC dan Chrysler mengembangkan dari produk SUV mereka yang sudah terkenal, yakni Jeep Cherokee. Nah, nama pikap baru itu adalah Comanche.
Kalau di Indonesia, Cherokee sudah banyak dikenal penyuka SUV. Populasinya pun sudah cukup banyak. Sebaliknya untuk Comanche, jarang atau bahkan hampir tak pernah deh kita jumpai di jalan. Karena memang sedikit sekali yang punya pikap ini.
SASIS DEPAN BELAKANG BEDA
Nah, belum lama ini OTOMOTIF dipinjamkan sebuah Jeep Comanche MJ 1992 sasis pendek ( short wheelbase) asli, yang ada di Jakarta. Meski tampilannya Cherokee banget, tapi ada beberapa perbedaan yang
cukup signifikan. Comanche punya kombinasi sasis uni-body di depan (hidung dan kabin), sama dengan Cherokee. Namun di belakang sasis body on-framenya diperkuat X-crossbar, karena ada bak pengangkut barang.
Selain itu, bila jarak sumbu roda Cherokee terbentang sejauh 101,4 inci (2,58 meter), maka Comanche mencapai 112,9 inci (2,87 meter). Itu baru yang short wheelbase loh, sedangkan Comanche versi long wheelbase, jarak sumbu rodanya mencapai 119,4 inci (3 meter).
Lalu untuk suspensi depan- belakang, sama seperti Cherokee, yakni quadra-link dengan per keong dan per daun. Begitu juga transmisi 4WD, gardan depan- belakang serta mesin.
“Gue beli pikap ini waktu ke Amerika, adanya di kampakan
( junk yard) luar kota Los Angeles. Kondisinya bagus, tapi nggak ada mesin dan transmisi. Naksir banget gue sama ini mobil,” kata Pras 86, pemilik Cherokee pikap hitam ini. Bodi, sasis, gardan dan bagian lain dilucuti untuk dikirim ke Jakarta. Semuanya dirakit ulang dan dicat oleh Risma Motor, bengkel spesialis Jeep di daerah Utan Kayu, Jakarta Timur. Setelah jadi, “Baru deh gue beli mesin, girboks sama transfer case Cherokee, buat dipasang ke Comanche ini. Pemasangannya di Unggul (Amphibia/restu Motor),” tambah pria yang juga akrab
dipanggil Jambrong ini. Namun meski mesin, girboks dan transfer case dan ruangannya sama, “Agak susah pasangnya. Soalnya mobil ini kan setir kiri, sementara mesin yang ada buat setir kanan. Jadi ada beberapa komponen mesti disesuaikan dulu posisinya,” bilang Unggul.
Mesinnya sendiri disetting ulang oleh Jhony ‘Batuceper’, mekanik kawakan yang ‘ klotokan’ soal mesin AMC dan Jeep. Makanya prosesnya ‘makan’ waktu sekitar satu tahun, sampai akhirnya Comanche ini bisa melanglang buana di jalan-jalan Ibu Kota Jakarta.
Nah, waktu OTOMOTIF coba jajal ngegas pikap ini, rasanya masih Cherokee banget. Tapi, memang agak susah mengukur patokan jarak dan ruang, karena jarak sumbu rodanya lebih panjang sekitar 25 centimeter dibanding Cherokee. Apalagi ini setir kiri.
Hemmm.. keren sih! Tapi terasa nyusahin saat nyupir sendiri, lalu mau ambil tiket atau bayar parkir dan di gerbang tol. Mesti geser dulu ke jok sebelah kanan. Repot.. pott..! •