Otomotif

TES AKSELERAI PASCA-GURAH MESIN

DISARANKAN DILAKUKAN SETIAP 50 RIBU KILOMETER

-

Jangan

dikira mobil yang baru dipakai setahun-dua tahun, ruang bakarnya pasti masih bersih. Eits, belum tentu sob! Buktinya, OTOMOTIF baru-baru ini mengecek kondisi ruang bakar Suzuki Ertiga Dreza GS bertransmi­si otomatis (A/T) keluaran Mei 2017 milik awak redaksi, menggunaka­n endoskopi. Hasilnya, ruang bakar di semua silinderny­a sudah banyak ditumpuki kerak hitam. Wew..!

“Padahal bahan bakar enggak pernah pakai Premium loh, dan selalu servis rutin tepat waktu di bengkel resmi. Jarak tempuh mobil ini juga baru 36 ribuan kilometer. Pantesan akhir-akhir kok mesinnya sering ngelitik dan tarikan mobil kurang responsif,” aku si awak redaksi.

Benar saja, ketika coba diukur kemampuan akselerasi­nya menggunaka­n Racelogic, hasilnya terpaut cukup jauh dengan catatan waktu Ertiga Dreza gress yang pernah kami uji 2016 silam.

Ambil contoh untuk mencapai kecepatan 100 km/jam dari kondisi diam, Dreza milik awak redaksi ini hanya mampu meraihnya dalam waktu 15,8 detik. Padahal saat kondisi baru, mobil ini mempu mencatat 14,5 detik. Artinya waktu tempuhnya melorot sampai 1,3 detik.

Tapi, benar kah ruang bakar dapat mempengaru­hi performa mesin? Oke, untuk membuktika­n itu, ruang bakar Ertiga Dreza awak redaksi ini coba kami bersihkan dengan cara ‘digurah’ menggunaka­n cairan engine cleaner keluaran Blue Chem asal Jerman, yaitu Carbon X K1 & K2. Banderol kedua cairan ini di pasaran sekitar Rp 475 ribu. Sementara ongkos gurahnya di bengkel sekitar Rp 250 – 350 ribuan.

Biaya tersebut tentu jauh lebih murah ketimbang harus turun mesin untuk membersihk­an ruang bakar, yang bisa mencapai jutaan rupiah. O iya, selain gurah deposit ruang bakar, kami juga melakukan pembersiha­n pada injector dengan cara ‘disuntik’

fuel injector cleaner yang juga dari Blue Chem (Rp 155 ribu), dan bersihkan throttle body berikut intake manifold pakai throttle body cleaner Blue Chem (Rp 99 ribu).

Tak lupa deposit yang mungkin hinggap pula pada katalis di dalam saluran knalpot, juga kami bersihkan menggunaka­n Oxicat yang juga dari Blue Chem seharga Rp 165 ribu. Caranya, dengan mencampur cairan ini ke dalam tangki bahan bakar.

“Satu botol Oxicat isi 300 ml, bisa untuk 60 liter bensin,” bilang Hendra Tjoa, direktur PT Triolene Agung Perkasa ( TAP), distributo­r Blue Chem di Tanah Air.

KERAK JADI BUBUR

Bukti lebih valid kalau pemakaian kendaraan yang jam terbangnya masih cukup rendah bisa saja ruang bakarnya sudah banyak ditumpuki kerak, yaitu saat kami melakukan ‘gurah’ deposit di ruang bakar pada Dreza milik awak redaksi ini.

Setelah cairan Carbon X K1 disemprotk­an ke dalam ruang bakar melalui lubang busi, lalu didiamkan selama 15 menit, kemudian cairan tadi disedot pakai alat vakum. Hasilnya, kerak yang tadi terpantau lewat endoskopi, langsung berubah jadi bubur (lihat foto).

Itu pun keraknya belum tuntas, dan kami harus dua kali melakukan gurah.

Baru deh setelah dua kali gurah, kepala piston yang semula hitam tebal, berangsur-angsur terlihat mulai bersih, ditandai munculnya huruf yang ada di kepala piston.

Kemudian dilanjut memasukkan cairan Carbon X K2, diamkan selama 15 menit, lalu disedot kayak proses gurah tadi.

“Cairan K2 ini kegunaanya selain membilas hasil carbon clean K1, juga untuk melapisi dan melumasi dinding silinder, agar friksi atau gesekan piston lebih kecil,” terang Sutisna, teknisi TAP sembari kasih tahu setelah melakukan gurah mesin, oli dan filter olinya wajib diganti baru.

Malah bila ingin hasilnya lebih joss lagi, Sutisna menyaranka­n untuk mengunakan oil treatment Blue Chem, yang pemakaiann­ya tinggal dicampur ke dalam oli mesin baru.

Nah, kelar proses gurah, kami pun kembali mencoba akselerasi Ertiga Dreza ini. Hasilnya, weww.. ternyata memang terbukti bahwa tumpukan deposit di dalam ruang bakar, pasti akan membuat performa mesin menurun, sehingga berimbas pada kemampuan akselerasi kendaraan.

Bila sebelumnya suka muncul suara knocking pada mesin, setelah proses gurah tadi detonasi tak lagi terjadi. “Soalnya, kerak di ruang bakar dapat membuat tekanan atau kompersi jadi tinggi, lantaran volume ruang bakar mengecil. Selain itu, saat suhu ruang bakar tinggi, kerak tersebut bisa jadi bara api, yang dapat membakar campuran gas di ruang

sebelum busi memercikka­n api. Sehingga terjadi lah pembakaran dini atau detonasi tadi,” jelasnya.

Bukti lain, saat kami ukur akselerasi­nya menggunaka­n Racelogic, kemampuan melesat dari 0 – 100 km/jam, sanggup menembus 13,9 detik. Sedangkan dari 40 km/ jam menuju 80 km/jam, hanya perlu 5,6 detik (kondisi baru 5,9 detik). Sementara untuk mencapai jarak 402 meter, hasilnya beda tipis dengan hasil tes kami pada Dreza baru di 2016 silam, yaitu 19,6 detik (kondisi gress 19,5 detik).

Loh, kok bisa lebih cepat dari catatan waktu gressnya? putaran mesin memang jadi lebih enteng. Respons putaran mesin kami rasakan lebih cepat ‘naik’ saat pedal gas dibejek.

Tuh sob! Bila mendapati mesin mobil Anda mulai sering ngelitik dan akselerasi­nya mulai menurun, coba deh lakukan gurah mesin. “Baiknya gurah mesin dilakukan maksimal setiap 50.000 km. Tapi lebih cepat lebih baik. Buktinya jarak tempuh 36 ribu km saja deposit di ruang bakar sudah banyak,” saran Sutisna. •

 ??  ?? Tambah oil treatment, agar putaran mesin lebih enteng
Tambah oil treatment, agar putaran mesin lebih enteng
 ?? FOTO : DIC ??
FOTO : DIC

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia