Otomotif

PERFORMA & KONSUMSI BBM

-

Satu yang pasti dengan PHEV ini, benar-benar menyenangk­an berkendara menggunaka­n kendaraan listrik. Bagaimana tidak, begitu masuk kabin dan tekan tombol start/stop, semua tetap hening. Kecuali suara peringatan kalau safety belt belum terpasang.

O iya, mengenai tombol start/stop pada Outlander PHEV, posisinya menempel di dasbor, tepat di balik kemudi. Agak effort untuk menekan tombol berwarna abu-abu ini karena posisinya tersebut.

Penunjuk kalau mobil sudah siap untuk digas juga sebenarnya ada di indikator sebelah kiri. Jika tulisan ‘READY’, artinya kendaraan sudah siap dijalankan. Sama seperti pada kendaraan hybrid.

Ketika OTOMOTIF ambil di markas besar PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) di Pulomas, Jaktim, posisi baterai sudah terisi penuh. Karena sudah dicharge di sana.

Sejak mulai siap dipakai, berjalan pelan dan juga di tol, sangat terasa perbedaan dengan mobil mesin ‘konvension­al’. Paling utama karena tidak adanya getaran mesin di setiap tingkat kecepatan. Ini menambah kenyamanan pengendara. Meski terus menggunaka­n listrik, tapi untuk tenaga dan akselerasi yang dihasilkan sangatlah baik. Bahkan, sampai tidak sadar kalau sebenarnya berjalan pakai listrik, bukan mesin bakar.

Saat pedal gas diinjak perlahan, sudah pasti listrik yang menggerakk­an mobil. Beberapa kali dilakukan akselerasi mendadak, juga tetap masih motor listriknya yang bekerja. Mungkin karena ketersedia­annya masih cukup banyak, sehingga mesin bakar tidak bekerja. Selain dari getaran yang dihasilkan, mengetahui mesin atau listrik yang bekerja, bisa dilihat dari indikator yang ada di tengah dasbor. Di situ akan terpampang bagian mana yang menyalurka­n energi untuk menggerakk­an mobil. Mesin bakar atau listrik.

Pada saat yang bersamaan juga, pengendara bisa melihat proses pengisian listrik kembali saat deselerasi. Di layar akan terpampang jelas semua berwarna biru jika sedang recharge. Atau pada indikator ‘CHARGE’ yang ada di instrument cluster bagian bawah.

Lalu pada kondisi seperti apa mesin bakarnya ‘bertugas’ menggerakk­an mobil? Pertama yang diketahui, perpindaha­n dari listrik ke mesin, akan terasa sedikit getarannya. Terutama ketika terjadi pada kecepatan nanggung.

Respons yang diberikan mesin berkode 4B12 DOHC MIVEC ini sangat baik. Berkapasit­as 2.400 cc, mampu menelurkan tenaga 126 dk/4.500 rpm dengan torsi 199 Nm/4.500 rpm. Injakan di pedal gas sudah terasa seperti mobil normal.

Lebih mengasyikk­an lagi kalau mesin bakar dan listrik sama-sama bekerja. Tenaga yang dikeluarka­n akan sangat punya performa. Ini terbukti ketika kami melakukan tes akselerasi. Sangat terasa SUV dengan ground clearance 190 mm ini.

Buktinya, dari posisi diam untuk sampai sekitar 400 meter, hanya membutuhka­n waktu 18,3 detik saja. Jangan bilang pelan, karena mobil ini cukup berbobot, mencapai 1.880 kilogram atau hampir 2 ton.

O iya, untuk konsumsi bahan bakar, memang agak boros. Karena saat pengukuran murni mesin yang bekerja, terutama ketika konstan 100 km/jam. Disebabkan, saat itu kondisi baterai sudah benar-benar habis.

Mau tahu hasilnya? Untuk 1 liter bahan bakar dengan RON minimal 95, bisa menempuh sejauh 14 kilometer. Sementara untuk kondisi dalam kota, 1 liter bisa mencapai 18 kilometer. Kok bisa lebih irit dalam kota ya? Patut diingat, perjalanan dalam kota, walau kondisi lalu-lintasnya padat, lebih banyak listrik yang bekerja.

 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia