KENYAMANAN & HANDLING
Camry generasi ke-8 ini didesain lebih ‘bongsor’ dibanding generasi sebelumnya. Dimensinya lebih panjang dan lebar, bahkan jarak poros rodanya juga dimelarkan. Tentunya langkah ini membuat ruang kabin jadi makin lega.
Baik saat kami berlaku jadi pengemudi, hingga bertindak sebagai penumpang di jok depan maupun baris belakang, OTOMOTIF yang punya postur tubuh setinggi 179 cm, merasakan leg room maupun head room-nya masih lapang.
Selain itu, saat mulai menghidupkan mobil pun di dalam kabin tetap hening. Tak ada getaran yang biasanya timbul ketika mesin hidup. Sebab saat ‘On’, mesin bensinnya belum bekerja, namun mobil sudah siap dijalankan menggunakan motor listrik yang setrumnya disuplai oleh baterai.
Bantingan suspensinya juga menurut kami cukup moderat dan stabil. Saat kami menjajal sedan hybrid Toyota ini dari Depok, Jawa Barat menuju Pelabuhan Merak, Banten, pergi-pulang, beberapa ruas jalan tol Jakartamerak ada yang berlubang.
Nah, ketika tak sengaja kami ‘menghajar’ lubanglubang yang cukup lebar itu, guncangan di dalam Camry HV ini kami rasakan tidak begitu kuat. Laju kendaraan pun tetap anteng alias stabil. Begitu pula ketika melintas di tikungan parabolik pada kecepatan 100 km/jam, sama sekali tidak ada gejala body roll.
Rasanya klaim Toyota terhadap penggunaan platfom TNGA (Toyota New Global Architech) yang menggabungkan tiga unsur, yakni stabilitas, kelincahan serta keamanan, terhadap kemampuan handling yang jadi lebih baik, memang terbukti.
Hal ini tentunya juga dipengaruhi perubahan wheelbase yang dibikin lebih panjang 50 mm dari generasi sebelumnya. Ditambah ground clearance-nya dibuat lebih rendah 25 mm, plus racikan pas suspensi Macpherson Strut di bagian depan dan double wishbone di belakang.
Respons setir saat bermanuver agresif juga kami rasakan sangat baik. Meski Camry terbaru ini punya dimensi bodi yang panjang dan lebar, kami tetap pede meliuk-liuk di antara deretan mobil saat hendak menyalip.