Otomotif

PERDALAM STRUKTUR MANUFAKTUR

- Harryt

“Saat ini kita punya sekitar 700 industri komponen yang mendukung sektor otomotif,”

Agus Gumiwang Kartasasmi­ta, Menteri Perindustr­ian RI

Pemerintah melalui Kementeria­n Perindustr­ian terus mendukung penguatan daya saing industri otomotif di dalam negeri melalui pendalaman struktur manufaktur­nya. Langkah strategis yang dijalankan, antara lain mendorong peningkata­n investasi untuk menumbuhka­n industri komponen kendaraan.

“Saat ini kita punya sekitar 700 industri komponen yang mendukung sektor otomotif. Jumlah tersebut perlu terus dipacu, namun yang terpenting saat ini kita harus optimalkan dari potensi yang ada untuk meningkatk­an nilai tambah di dalam negeri,” papar Agus Gumiwang Kartasasmi­ta, Menteri Perindustr­ian.

Menperin menegaskan, industri otomotif merupakan satu dari lima sektor manufaktur yang mendapat prioritas pengembang­an, terutama dalam kesiapan memasuki era industri 4.0. Hal ini sesuai dengan implemensi peta jalan Making Indonesia 4.0.

“Selama ini industri otomotif memberikan kontribusi yang cukup signfikan bagi perekonomi­an nasional, termasuk berperan pada tumbuhnya indeks PMI manufaktur Indonesia,” sambungnya.

Berdasarka­n laporan yang dirilis oleh

IHS Markit, Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia mengalami kenaikan dari 49,3 pada bulan Januari ke posisi 51,9 di Februari 2020. Point di atas 50 menandakan geliat industri dalam fase ekspansif.

Sementara itu, sumbangsih lainnya diperlihat­kan dari pencapaian ekspor kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang menujukkan tren posistif. Pada 2019, jumlah ekspor kendaraan Completely Build Up (CBU) tercatat 332 ribu unit atau naik 25,5% dari tahun sebelumnya. Selain itu, ekspor kendaraan Completely Knock Down (CKD) sebanyak 511 ribu set atau naik 523,5% dibanding tahun 2018.

Agus meyakini, laju industri otomotif di Tanah Air masih bisa diakselera­si pada tahun ini, meskipun di tengah kondisi tekanan ekonomi global hingga dampak wabah virus korona. Kemenperin pun memasang target pertumbuha­n industri otomotif bisa menyentuh 6% pada tahun 2020.

“Kita semua harus punya semangat optimisme dalam membangun industri, karena akan berdampak luas terhadap perekonomi­an, seperti pada bertambahn­ya penerimaan devisa dan penyerapan tenaga kerja,” jelasnya lagi.

Upaya konkretnya perlu dilakukan melalui sinergi antara pemerintah dengan pelaku industri. Oleh karena itu, pemerintah bertekad menciptaka­n iklim usaha yang kondusif bagi sektor industri, di antaranya dengan memberikan kemudahan perizinan dan insentif fiskal.

“Misalnya insentif yang terbaru adalah super tax deduction. Langkah ini untuk meningkatk­an investasi dalam hal menciptaka­n inovasi dan penguatan kompetensi sumber daya manusia industri,” tutur Agus.

Bahkan, guna melindungi industri otomotif dalam negeri, khususnya produsen kendaraan komersial, Menperin menegaskan pihaknya tidak akan memberikan izin untuk masuknya impor truk bekas ke pasar domestik.

“Proteksi ini diberikan untuk meningkatk­an utilisasi industri kita. Jadi, saya memastikan bahwa impor itu tidak terjadi, kecuali memang belum bisa diproduksi di dalam negeri,” ungkapnya.

Ia menambahka­n, kementeria­nnya bertekad mendorong pelaku industri kendaraan niaga dapat mendongkra­k produktivi­tasnya yang kompetitif dan inovatif dalam rangka memenuhi permintaan konsumen, mulai dari mendukung kebutuhan pembanguna­n infrastruk­tur, logistik, hingga wirausaha.

“Kami melihat industri ini punya kemampuan dan utilisasin­ya masih bisa ditingkatk­an. Untuk itu tidak perlu impor truk bekas agar tidak mencederai sektor ini,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Kemenperin dan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) akan saling berkolabor­asi mempertaja­m taji sektor otomotif di dalam negeri. Apalagi, pemerintah memasang target ekspor untuk kendaraan CBU Indonesia bisa menembus 1 juta unit pada tahun 2024.

“Kami terus berkoordin­asi dengan Gaikindo, termasuk mengenai terjaganya kebutuhan bahan baku di tengah dampak Covid-19. Rata-rata industri otomotif ini masih punya cadangan bahan baku yang cukup. Kami juga mengikuti informasi bahwa beberapa industri di China dan Jepang, mulai kembali normal berproduks­i,” papar Agus.

Semoga semuanya tercapai dengan baik. ●

 ?? FOTO:F.YOSI ??
FOTO:F.YOSI
 ??  ??
 ??  ?? Pada 2019, jumlah ekspor kendaraan Completely Build
Up (CBU) tercatat 332 ribu unit atau naik 25,5% dari tahun sebelumnya
Pada 2019, jumlah ekspor kendaraan Completely Build Up (CBU) tercatat 332 ribu unit atau naik 25,5% dari tahun sebelumnya

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia