RASA BERKANDARA
Sesuai dengan imbuhan E di belakang namanya, minibus yang di Cina dipasarkan dengan nama DFSK EC35 ini menggunakan motor listrik sebagai penggeraknya. Urusan performa, DFSK Gelora E bukan kalengkaleng.
Minibus ini dibekali baterai lithium-ion berkapasitas 42 kwh, yang ketika terisi full diklaim cukup untuk menempuh jarak hingga 300 kilometer. Tentu saja besar kecilnya konsumsi listrik juga dipengaruhi gaya mengemudi, beban yang diangkut dan kondisi jalan.
Anggap saja daya jelajahnya hanya separuh dari yang diklaim, itu sudah lebih dari cukup untuk wara-wiri seharian di perkotaan.
Untuk memutar roda belakang, didukung satu unit motor listrik. Tenaganya hanya sekitar 80 dk, namun momen puntirnya mencapai 200 Nm. Bandingkan dengan keluaran mesin bensin 1,5 liter yang diusung Gelora konvensional, dengan tenaga 107 dk dan torsi puncak hanya 148 Mm.
Torsi beringas khas motor listrik ini sudah tersedia sejak pedal gas baru mulai diinjak. Karakter ini sangat pas untuk kendaraan pengangkut beban yang lebih membutuhkan torsi besar di putaran rendah.
Untuk menghidupkan Gelora E, pijak pedal rem dulu sambil memutar kunci kontak ke posisi start. Di spidometer akan tertera tulisan ‘Ready’, yang artinya mesin listrik sudah siap jalan.
Saat kami menjajal mengendarainya di area showroom, pada saat pedal gas diinjak agak dalam, Gelora E terasa seperti hendak ‘melompat’ lantaran lumayan besar torsinya. O iya, pengoperasiannya terbilang mudah, untuk transmisi cukup putar ke R atau D seperti model transmisi mobil mewah asal Inggris.
Satu lagi, di kabin Gelora E sudah terpasang headunit monitor yang dilengkapi dengan rear view camera sehingga memudahkan jika hendak mundur. Namun di kabin Gelora bensin justru head unit ini tidak ada dan digantikan dengan headunit biasa.