Otomotif

PERFORMA

-

Meski namanya F 750 GS, tapi ternyata mesinnya sama dengan F 850 GS. Menggunaka­n mesin 4 tak parallel twin engine, pendingin cairan, 4 katup persilinde­r, DOHC, dry sump lubricatio­n, kapasitasn­ya 853 cc.

Bedanya F 750 GS hanya memiliki tenaga maksimal 77 dk atau lebih kecil 13 dk dari F 850 GS, dan punya torsi 83 Nm atau lebih besar kecil 3 Nm dari F 850 GS. Tapi rasanya perbedaan segitu tidak terlalu terasa, masih tetap powerful.

Riding mode juga sama. Ada pilihan Rain, Road, Dynamic, dan Enduro yang bisa dipilih melalui tombol di sakelar kanan. Di mode Rain respon gas terasa delay sekitar 10%, ditambah dengan semburan tenaga yang sangat halus, cocok ketika ingin berjalan santai atau dalam kondisi hujan, sedang mode Road respon gas masih sedikit delay sekitar 5% tapi punya semburan tenaga yang lebih gahar.

Barulah di mode Dynamic semburan tenaga terasa linear dengan bukaan gas dan tentunya dengan ‘muntahan’ tenaga yang lebih cepat dan brutal, badan terasa ditarik! Kalau mode Enduro respon gasnya mirip mode Road, tapi semburan tenaganya halus seperti mode Rain.

Kinerja traction control sangat baik, tidak mengunci roda sepenuhnya, jadi roda belakang masih bisa sedikit spinning untuk having fun di jalan off road. Masih kurang puas? Bisa matikan traction control dengan menahan tombolnya di sakelar kiri, tapi hati-hati ya!

Ban bawaan F 750 GS punya pattern yang tidak terlalu kasar, jadi rasanya tidak bisa melewati jalur hard off road, cukup light off road dengan tanah kerikil bebatuan saja. Kecuali kalau ganti ban yang lebih knobby.

Balik ke soal tenaga, karakterny­a baru akan terasa menghentak ketika menyentuh 4.000 rpm, sampai akhirnya menyentuh limiter yang hanya di kisaran 9.000 rpm. Tapi meski rpm rendah, ‘muntahan’ tenaganya sudah terasa besar, jadi wajar kalau berjalan di dalam kota apalagi blusukan, putaran selongsong gas gak akan lebih dari setengah.

Saat dites akselerasi­nya pakai Racelogic, catatan waktunya memang impresif. Untuk mencapai 0-100 km/jam cuma butuh waktu 4,1 detik! Jarak 0-402 meter pun hanya ditempuh dalam waktu 12,8 detik pada kecepatan 172,2 km/jam. Data lengkapnya bisa lihat di tabel pengetesan.

Salah satu masalah yang tidak bisa dihindarka­n dari motor besar adalah suhu mesin yang panas. Bermain di angka 87-90° C saat jalan lancar dan mencapai 99-101° C ketika macet, otomatis paha hingga betis akan terasa panas.

Kelemahan lainnya suara mesin mesin dua silinder segaris ini tidak sehalus mesin varian GS yang bermesin boxer. Suara mesinnya mirip G 310 GS, seperti suara keteng kendor sehingga ada suara ‘ngricik’.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia