Otomotif

PERJUANGAN RIDER JEPANG

-

Moto2 Qatar (8/3) lalu terbilang spesial. Karena ini pertama kalinya kelas menangah itu menjadi kelas tertinggi. Hal tersebut lantaran tidak adanya kelas Motogp digelar di sirkuit Losail karena larangan masuk wisatawan asing dari pemerintah Qatar.

Hal tersebut pun muncul tekanan dari sebagian besar pembalap Moto2, karena mereka punya beban untuk memulai musim dengan memberikan persaingan yang menarik. Mereka melakukann­ya dengan baik karena jalannya balapan sangat ketat dan tidak terduga.

Siapa sangka seorang Tetsuta Nagashima (Red Bull KTM Ajo) bisa menjadi pemenang di Moto2 Qatar. Terlebih jika mengingat dia memulai lomba dari grid ke-14 dan baru memimpin jalannya lomba di dua lap terakhir.

Kemenangan di Moto2 Qatar ini menjadi sangat spesial bagi pembalap kelahiran Kanagawa, Jepang itu. Sebab ini kemenangan pertama dalam karier balap dunianya. Juga kemenangan pertama bagi pembalap Jepang di seri pembuka setelah terakhir kali dilakukan mendiang Shoya Tomizawa di era awal Moto2.

“Kemenangan ini saya persembahk­an untuk Tomizawa, kami sudah seperti saudara. Bermain dan balapan bersama sejak kecil. Setiap balapan di Qatar, saya selalu mengingatn­ya dan saya berhasil melakukan hal yang sama sepertinya 10 tahun lalu,” ujar Nagashima terharu.

Memang kemenangan Tomizawa di Moto2 Qatar 2010 silam terbilang fantastis, pun dengan yang dilakukan Nagashima. Keduanya sama-sama membuka dekade baru Moto2 dengan kemenangan dari pembalap Jepang.

LEPAS DARI BAYANG

Penghormat­an kepada pembalap senior bukan hanya dilakukan Nagashima seorang, tetapi juga Joe Roberts (American Racing Academy). Ia meraiih pole position dan terakhir kali ada pembalap Amerika yang menempati start posisi terdepan di kelas Menengah ini adalah Kenny Noyes di Moto2 Perancis 2010 silam.

Sama-sama satu dekade berlalu, muncul pembalap dari negara yang kerap tidak dijadikan favorit untuk unggul di Moto2. Uniknya, catatan waktu yang diraih Roberts saat sesi kualifikas­i Q2 itu 1;58,136, lap time itu sama persis dengan milik Luca Marini (SKY Racing Team VR46).

Dalam peraturan, jika ada dua atau lebih pembalap yang mencatatka­n waktu yang sama persis, maka waktu tercepat kedua yang dilakukan tersebut yang dijadikan acuan untuk menentukan pole seater, maka fastest lap kedua milik Joe Roberts yang lebih baik pun membawanya ke posisi terdepan.

“Sangat baik memulai musim seperti ini karena sekarang kami punya motor yang jauh lebih kompetitif, meski saya tidak berhasil menyeleles­aikannya di atas podium, ini balapan pembuka yang menarik, karena saya terus kompetitif di barisan depan,” ujar pembalap 22 tahun itu.

Luca Marini yang mendominas­i barisan depan selama 16 lap, justru terjatuh di penghujung balapan. Padahal, ia berhasil membuktika­n kalau bisa terlepas dari bayangbaya­ng sang kakak, Valentino Rossi jika sukses meraih kemenangan di awal tahun. •

 ??  ??
 ??  ?? Pembalap Amerika kembali tunjukkan taji melalui Joe Roberts yang kian kompetitif
Pembalap Amerika kembali tunjukkan taji melalui Joe Roberts yang kian kompetitif
 ??  ?? Tetsuta Nagashima persembahk­an kemenangan untuk sahabatnya, Shoya Tomizawa
Tetsuta Nagashima persembahk­an kemenangan untuk sahabatnya, Shoya Tomizawa

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia