REGULASI BAN LEBIH LONGGAR
Sejak 2019, regulasi mesin di Kejurnas Gokart Eshark ROK Cup sedikit lebih longgar. Pun untuk regulasi ban di kelas Shifter 150 yang diterapkan tahun ini. Regulasi yang digunakan tidak lagi one make tyre atau ban semerek Bridgestone saja, tetapi bisa dua merek. Bridgestone dan Yokohama Advan menjadi pilihan untuk ban slick.
Pada seri kedua yang digelar di Sentul International Karting and Motorcycle Circuit (SIKMC), Jabar, Minggu (15/3), para peserta kelas Shifter 150 dari kalangan pembalap reguler dan mahasiswa mulai terbiasa dalam pilihan ban. Mereka sudah kenal betul ban yang lebih tepat untuk balapan di SIKMC.
Misalnya Yokohama Advan yang kini lebih menjadi pilihan untuk balapan. Ban ini dinilai punya grip yang lebih maksimal, meski durabilitasnya minim.“jadi kalau sudah sesi final, itu agak menurun lap timenya,”papar Dicky Septiawan, Manajer
Diptya Oktadewa (Tanada Racing) yang memenangkan Shifter 150.
“Tapi karena gripnya optimal, kita bisa kejar posisi sama point di sesi Heat sama Prefinal. Harganya untuk satu set ban Yokohama juga lebih murah, jadi lumayan bisa memangkas budget setiap balapannya,”sambung pria asal Solo, Jateng itu.
IRIT
Satu set ban Yokohama hanya Rp 3,1 juta, sedangkan Bridgestone yang dinilai punya durabilitas tinggi dihargai Rp 3,25 juta. Dari kelas Shifter 150, bukan hanya pembalap reguler saja, tetapi juga kalangan mahasiswa yang merasakan longgarnya pilihan ban.
Seperti halnya Kart Team HMM Unpas yang mengandalkan M. Iqbal Tawaqal sebagai pembalapnya. Ia berhasil meraih podium kedua untuk kategori mahasiswa di Shifter 150 dan menurutnya, performa ban Yokohama jadi salah satu penunjangnya.
“Padahal, ban saya pakai itu terbilang ban bekas tim-tim yang kami beli Rp 200 ribu dari tim, ada juga sih yang dikasihkan begitu saja. Nah karena sering pakai ban bekas pakai, ban Yokohama ini terbilang bagus dan pas,”beber Iqbal.
“Pernah pakai ban baru pas di akhir musim lalu, itu karena mengejar point buat masuk tiga besar. Jadi kalau di awal musim seperti sekarang, masih mengandalkan ban bekas tim-tim reguler saja dulu,”pungkas Mahasiswa Teknik semester 10 itu.
Selain ban slick, ban basah pun kini juga dualisme merek dengan Bridgestone dan Mojo. Namun performa ban basah belum terlihat karena kelas Shifter 150 jarang digelar dalam kondisi hujan atau lintasan basah. •