GAIKINDO TUNGGU KEBIJAKAN
Gaikindo melalui sekjennya, Kukuh Kumara, menanggapi santai statement Menkeu yang belum ingin membahas lebih lanjut usulan relaksasi pajak kendaraan.
Kukuh mengatakan, pihaknya masih menunggu kebijakan, bukan sebatas pernyataan. “Kita menunggu kebijakan. Itu belum final,” papar Kukuh, yang dihubungi (19/10).
Meski begitu, Ia meluruskan perspektif yang beredar selama ini. Bahwasanya tujuan relaksasi pajak kendaraan bukan untuk membuat harga semua mobil jadi bebas pajak. “Tujuannya adalah untuk mempertahankan swasembada kendaran yang telah diproduksi di Indonesia,” bilang Kukuh.
Sebab masih menurutnya, banyak anggapan yang salah terkait usulan relaksasi pajak kendaraan. “Bukan berarti harus 0% semua. Toh selama ini juga sudah ada beberapa kendaraan yang pajaknya sudah nol, contoh LCGC ( Low Cost Green Car). Kemudian besaran pajak juga ada 125% untuk mobil mewah,” sambungnya lagi.
Kukuh melanjutkan, relaksasi pajak kendaraan yang diusulkan juga bersifat temporer. “Bukan periode seterusnya, hanya untuk periode tertentu. Misalnya 6 bulan,” kata Kukuh.
Masih menurut Kukuh, pihaknya setuju berapapun besaran relaksasi yang diberikan, nantinya bisa menjadi katalisator agar pemulihan penjualan otomotif bisa lebih cepat. “Karena Malaysia sudah pulih, begitupun Thailand mulai pulih. Bahkan Vietnam juga demikian,” urai pria ramah ini.
Kembali ia tegaskan, tujuan utama usulan penghapusan sementara pajak kendaraan, sebagai upaya menyelamatkan industri otomotif nasional.
“Kita ingin menyelamatkan. Industri otomotif kita sudah swasembada dan terbesar di Asia Tenggara. Buktinya impor CBU kita turun, sedangkan ekspor CBU kita terus naik,” ungkapnya, seraya bilang pihaknya masih menunggu, makin cepat makin bagus.