Otomotif

N PERSAINGA TUA DUA MACAN

-

Tahun ini pertama kalinya Reli Dakar untuk kategori mobil dan truk menggunaka­n peta digital yang diberikan kepada pereli 20 menit sebelum waktu yang bersangkut­an start. Dinilai lebih canggih, ternyata penggunaan peta digital ini masih dirasakan banyak masalah.

Hal tersebut dirasakan benar oleh Carlos Sainz yang kerap tersasar karena peta digitalnya bermasalah, bahkan hilang sinyal. Pereli X-raid Mini JCW Team itu memang mengandalk­an instingnya, tapi tak berujung dengan kemenangan etape.

Insting yang baik justru dilakukan dua pereli legendaris lainnya, Stephane Peterhanse­l (X-raid Mini JCW

Team) dan Nasser Al

Attiyah ( Toyota Gazoo Racing). Setelah etape kedua sampai tujuh (4

10/1) dan membelah separuh gurun di Arab

Saudi, keduanya jadi pusat perhatian.

Baik Perterhans­el dan Al-attiyah, juga mengalami masalah pada peta digital, tapi keduanya punya bekal baik pada ajang reli Raid di Arab Saudi pertengaha­n 2020 lalu.

“Pengalaman pada kesalahan membawaku untuk kompetitif. Intinya jangan terlalu panik saat ada masalah navigasi,” urai Peterhanse­l.

Jika ada masalah seperti ban pecah dan terjun bebas di bukit pasir, memang para pereli senior ini sangat paham akan masalah. Mereka tidak panik, coba menganalis­a dan memperbaik­i masalah satu per satu.

Masalah ban yang meledak di perjalanan dan daya cengkeram yang tidak begitu baik sangat dirasakan Al-attiyah. Ia kerap kehilangan waktu dari Peterhanse­l karena masalah ban di beberapa etape.

“Performa ban BF Goodrich tidak begitu baik saat melindas gurun pasir. Kami hanya mendapatka­n waktu yang bagus saat melibas jalur vegetasi yang dipenuhi kerikil dan bebatuan yang cukup terjal. Jika penuh dengan pasir, bisa dipastikan kami akan bermasalah karena mobil sulit dikendalik­an,” papar pereli asal Qatar itu.

Buktinya, dari tujuh stage yang sudah digelar sampai (10/1), Al

Attiyah sudah menang di 4 etape, tapi masih ketinggala­n 7 menit 53 detik dari Peterhanse­l di klasemen sementara. Padahal, rivalnya itu sama sekali tidak pernah menang etape sekalipun, tetapi konsisten di peringkat dua hampir di setiap etape.

CURI PERHATIAN

Konsistens­i ini yang membawa Peterhanse­l bertahan di puncak klasemen sementara setelah separuh jalan. Namun bukan hanya konsistens­i pereli legendaris Perancis ini saja yang curi perhatian, tapi juga pereli tuan rumah, Yazzed Al-rajhi.

Gurun Arab Saudi memang seperti halaman belakang rumahnya. Meski sudah berkiprah di Reli Dakar sejak 2015, prestasiny­a lebih menonjol saat reli paling ekstrem ini digelar di Arab Saudi tahun lalu.

Hasilnya, Al-rajhi pertama kali menang pada etape ketujuh. “Navigasi bukanlah masalah utama bagiku, karena aku cukup mengenal wilayah ini. Hanya butuh konsentras­i tinggi karena suhu udara sangat panas dan itu cukup menggagu fokus. Tujuan saya selanjutny­a adalah bisa lebih sering menang,” pungkas pereli Overdrive Toyota itu. •

 ?? X-RIDE TEAM ?? Nasser Al-attiyah kerap bermasalah dengan ban, padahal sering menang etape
X-RIDE TEAM Nasser Al-attiyah kerap bermasalah dengan ban, padahal sering menang etape
 ?? X-RIDE TEAM ?? Stephane Peterhanse­l punya konsistens­i bagus untuk tetap di puncak klasemen sementara
X-RIDE TEAM Stephane Peterhanse­l punya konsistens­i bagus untuk tetap di puncak klasemen sementara

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia