SEBELUM VS SESUDAH TUNE UP, HASILNYA NGERI!
Mobil
yang usia pakainya sudah tinggi, biasanya akan menurun kinerja dan performa mesinnya. Salah satu penyebabnya bisa karena mulai melemahnya tekanan kompresi, yang dapat dipicu oleh penumpukan deposit di ruang bakar. Loh kok akibat deposit?
“Kerak di ruang bakar, bila sampai menumpuk di got ring piston, akan membuat ring piston jadi susah mengembang secara maksimal, karena seret,” jelas Sutisna, Technical Support Bluechem Indonesia.
Nah, ketika ring piston tidak mengembang maksimal, otomatis saat piston melakukan langkah kompresi tekanan yang dihasilkan akan berkurang. Selain tekanan kompresi turun, kemampuan isap piston juga otomatis ikut turun, sehingga membuat campuran gas yang tersedot ke ruang bakar jadi tidak maksimal.
GURAH & PURGING
“Makanya sangat dianjurkan untuk melakukan carbon cleaning atau gurah ruang bakar secara rutin, minimal setiap jarak tempuh 50.000 km,” tambah pria yang pernah jadi teknisi di bengkel Chevrolet, Hyundai, hingga Mitsubishi ini.
Menurunnya kompresi mesin tersebut tentu akan membuat pembakaran jadi tidak optimal. Efeknya selain performa mesin bakalan drop, juga bisa membuat konsumsi BBM jadi boros dan emisi gas buang tidak ramah lingkungan.
Tak hanya gurah mesin, purging saluran bahan bakar juga sangat disarankan, yang bertujuan untuk membersihkan nosel injektor dari kemungkin menyempit oleh tumpukan deposit. Selain itu juga agar kerak pada intake manifold maupun klep isap dan buang, bisa dikikis oleh cairan pembersih khusus.
Sebab kerak yang menumpuk pada intake dan exhaust valve, terutama pada bagian payung klep, juga dapat menyebabkan kompresi bocor, akibat klep tidak dapat menutup rapat lantaran terganjal deposit.
Nah, untuk membuktian hal itu, khususnya soal tekanan kompresi, OTOMOTIF coba melakukan eksperimen pada sebuah unit Chevrolet Aveo LT keluaran 2004. Bila dihitung dari tahun produksinya, artinya mobil ini sudah ‘kerja keras’ selama 17 tahun, dan belum pernah turun mesin. Jarak tempuhnya saat diintip di odometer, telah menunjukkan angka 272 ribu kilometer.
Mula-mula tekanan kompresi tiap- tiap silinder diukur menggunakan alat pengukur kompresi buatan Jerman. Hasilnya, tekanan kompresi silinder 1 terukur hanya sekitar 4,9 bar, silinder 2 sebesar 7,5 bar, silinder 3 = 7,2 bar dan silinder 4 = 5,2 bar.
Dari hasil pengukuran tersebut, hanya silinder 2 dan 3 saja yang tekanan kompresinya masih tergolong baik. Sedangkan silinder 1 dan 4 sudah jauh menurun.
“Ada kemungkinan silinder 1 dan 4 di bagian got ring pistonnya sudah banyak kerak, sehingga ring postonnya tidak mengembang secara optimal,” prediksi Andi, teknisi bengkel resmi Chevrolet Fontana Indah di Kawasan Gunung Sahari, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Usai mengukur tekanan kompresi semua silinder, mesin Aveo LT keluaran 2004 ini pun lantas dilakukan purging saluran bahan bakar, dilanjut gurah ruang bakarnya menggunakan produk keluaran Bluechem asal Jerman.
Kemudian dilakukan pengukuran ulang tekanan kompresi tiap-tiap silinder menggunakan alat ukur kompresi berlabel Moto Meter. Hasilnya, wooww.. tekanan kompresi silinder 1 yang semula hanya 4,9 bar langsung naik jadi 7,4 bar. Sedangkan silinder 2 yang awalnya 7,5 bar, terkoreksi jadi 11,5 bar. Lalu silinder 3 yang semula 7,2 bar naik jadi 7,9 bar dan silinder 4 yang tadinya hanya 5,2 bar melonjak jadi 9,5 bar.
Nah, efek dari kenaikan tekanan kompresi tadi ketika mesin coba diblayer- blayer, “Respon putaran mesinnya terasa lebih cepat dibanding sebelum mesin digurah dan dipurging,” tukas Andi. Terlihat dari pergerakan jaruk rpm yang naiknya cepat ketika pedal gas dikick down.
Untuk hasil pengujiannya secara detail, tunggu saja videonya hanya di kanal Youtube Otoproduk, yang tayang setiap hari jumat. •